Jakarta (ANTARA) - Pemulihan kelistrikan Aceh pascabencana banjir dan longsor menuntut langkah bertahap dan penuh kehati-hatian karena kerusakan infrastruktur yang luas dan tersebar di banyak titik.
Akademisi Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh Dr. Ramzi Adriman menjelaskan bahwa kondisi sistem saat ini sangat sensitif sehingga setiap tahap pemulihan perlu dijalankan secara terukur.
"Bencana ini tidak hanya merusak satu bagian sistem, tetapi banyak sekaligus. Karena itu, setiap penyalaan harus dipastikan stabil agar tidak memicu gangguan yang meluas,” ujar dia dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, kerusakan yang terjadi mencakup jaringan transmisi, gardu induk, hingga distribusi, lokasinya pun saling berjauhan, sehingga penanganan tiap titik memerlukan pendekatan teknis yang berbeda.
Dalam situasi seperti ini, tambahnya, salah satu proses paling penting adalah sinkronisasi antarinfrastruktur ketenagalistrikan, tahap yang menyatukan pembangkit, gardu induk, dan jaringan agar kembali bekerja dalam satu sistem.
"Sinkronisasi menuntut kecermatan tinggi. Frekuensi, tegangan dan beban harus benar-benar seirama. Jika ada yang belum siap, proses penyatuan tidak bisa dipaksakan karena risikonya langsung pada stabilitas sistem," katanya.
Ia menilai manajemen beban atau penyalaan bergilir yang saat ini masih berlangsung sebagai langkah pengamanan sistem dalam kondisi yang mendesak.
Dengan kapasitas sementara yang belum pulih sepenuhnya, menurut dia, penyalaan bergilir membantu menjaga agar layanan tetap berjalan sekaligus mencegah sistem mengalami beban berlebih.
Di lapangan, tantangan bertambah dengan akses ke sejumlah wilayah yang masih terputus, lanjutnya pengiriman material dan peralatan harus menyesuaikan kondisi jalan, cuaca, dan jalur alternatif yang tersedia.
Situasi ini menjadikan koordinasi teknis dan logistik sebagai faktor kunci keberhasilan pemulihan.
Wakil Dekan Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala itu menyatakan karakter kerusakan yang tersebar dan sistem yang masih sensitif memang menuntut pendekatan bertahap guna menjaga stabilitas wilayah yang sudah menyala, sambil memberikan ruang untuk memulihkan titik lain sesuai kesiapan teknisnya.
Ia berharap akses ke wilayah terdampak segera terbuka sepenuhnya sehingga penanganan teknis dapat dipercepat dan sinkronisasi sistem dapat dilakukan lebih luas.
"Tujuannya mengembalikan keandalan listrik Aceh secepat dan setepat mungkin tanpa mengorbankan keandalan ke depannya," katanya.
Baca juga: ESDM bidik jaringan listrik di Banda Aceh pulih pada Minggu (14/12)
Baca juga: Bahlil minta PLN pulihkan sambungan transmisi Sumatera-Langsa
Baca juga: Dirut PLN minta maaf kelistrikan di Aceh belum pulih pascabencana
Pewarta: Subagyo
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































