Nanning (ANTARA) - "Acara ini menjadi peluang yang luar biasa bagi kami untuk belajar bagaimana Nanning, China, membangun kota hijau kelas dunia. Kami berharap dapat belajar dari pengalaman Nanning dalam mengembangkan kota hijau untuk menarik lebih banyak wisatawan," demikian dikatakan Supiandi, pegawai kota senior yang mewakili wali kota Mataram, di venue utama ajang "Dialog Wali Kota Global -- Nanning" (Global Mayors Dialogue -- Nanning).
Mengusung tema "Membangun Komunitas Persahabatan China-ASEAN: Keterbukaan dan Kerja Sama Perkotaan" (Building a China-ASEAN Community of Friendship: Urban Openness and Cooperation), "Dialog Wali Kota Global -- Nanning" digelar pada 15-18 Januari di Nanning, Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi. Acara ini diikuti oleh wali kota, perwakilan, dan akademisi dari delapan negara yakni China, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Thailand, dan Vietnam.
Guangxi berbagi pegunungan dan sungai dengan ASEAN, serta menikmati ikatan budaya yang erat. Sebagai ibu kota provinsi terdekat dengan ASEAN, Nanning memanfaatkan keunggulan geografisnya yang unik dalam beberapa tahun terakhir untuk memperluas keterbukaannya secara komprehensif, secara aktif melayani dan berintegrasi ke dalam pola pembangunan baru, serta membangun jembatan penting untuk komunikasi China-ASEAN. Sejak 2004, China-ASEAN Expo (CAEXPO) sukses diselenggarakan selama 21 kali berturut-turut, membangun "Saluran Nanning" (Nanning Channel) untuk keterbukaan dan kerja sama China dengan ASEAN, mempromosikan pertukaran dan kerja sama di bidang perdagangan, teknologi, dan budaya.
"Jika saya harus merangkum Nanning dalam satu kata, kata itu adalah persahabatan. Keunggulan terbesar kami dalam keterbukaan adalah fokus kami pada ASEAN, di mana kami telah menjalin 'hubungan kuat, hubungan baik, dan hubungan hati' dengan negara-negara ASEAN," ujar Hou Gang, Wali Kota Nanning, kota tuan rumah acara tersebut.
![](https://img.antaranews.com/cache/800x533/2025/01/18/CjkinzN007037_20250118_CBMFN0A002.jpg)
Dalam sebuah dialog bertema pada 16 Januari, para wali kota dan perwakilan dari Nanning, Mataram, Suratthani (Thailand), dan Kedah (Malaysia) mendiskusikan berbagai topik seperti keterbukaan perkotaan serta kerja sama ekonomi, pertukaran budaya, dan pengalaman tata kelola perkotaan.
Dalam dialog paralel dengan topik "Memperdalam Kerja Sama Ekonomi Perkotaan Praktis dan Menciptakan Pola Baru Konektivitas Komprehensif" pada 17 Januari, Supiandi menuturkan pariwisata merupakan pintu gerbang yang sangat baik untuk menuju pasar yang lebih luas, mengingat pariwisata dan perdagangan saling berkaitan, dan para pemimpin kota dapat memanfaatkannya untuk pembangunan. Ekonomi digital berkembang pesat di kota-kota, terutama di kalangan generasi muda. Untuk memastikan
Dalam beberapa tahun terakhir, kerja sama pertanian dan perdagangan buah antara China dan negara-negara ASEAN terus berkembang, dengan semakin banyak buah tropis yang memasuki pasar China melalui "Saluran Nanning".
"Sebagai kota di Indonesia bagian timur, Mataram mengekspor buah-buahan ke berbagai negara di dunia, dan keberhasilannya bergantung pada mempertahankan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas," kata Supiandi.
Dia juga mengungkapkan harapannya untuk menjalin hubungan kerja sama untuk memperkenalkan produk pertanian berkualitas tinggi seperti manggis, rambutan, mangga, nanas, dan pisang ke pasar China, dengan memenuhi standar yang ditetapkan oleh bea cukai China, serta memanfaatkan platform promosi "Saluran Nanning" dengan maksimal.
China dan ASEAN mewakili beberapa kawasan paling dinamis di dunia, yang mencakup seperempat dari populasi global dan lebih dari seperlima ekonomi global, serta menyumbang lebih dari 30 persen terhadap pertumbuhan ekonomi dunia.
Dalam beberapa tahun terakhir, kerja sama ekonomi dan perdagangan antara China dan ASEAN bertambah erat, dengan meningkatnya volume perdagangan bilateral dan integrasi rantai industri, pasokan, dan nilai yang mendalam, menjadikannya teladan dalam pembangunan komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia.
![](https://img.antaranews.com/cache/800x533/2025/01/18/CjkinzN007037_20250118_CBMFN0A003.jpg)
Dalam dialog paralel dengan topik "Memperdalam Kerja Sama Ekonomi Perkotaan Praktis dan Menciptakan Pola Baru Konektivitas Komprehensif" pada 17 Januari, Supiandi menuturkan pariwisata merupakan pintu gerbang yang sangat baik untuk menuju pasar yang lebih luas, mengingat pariwisata dan perdagangan saling berkaitan, dan para pemimpin kota dapat memanfaatkannya untuk pembangunan.
Ekonomi digital berkembang pesat di kota-kota, terutama di kalangan generasi muda. Untuk memastikan semua orang menikmati manfaatnya, pemerintah memajukan inisiatif kota pintar, sehingga memudahkan orang-orang untuk mengakses informasi tentang objek wisata di Mataram.
Pemerintah berkolaborasi dengan agen promosi pariwisata untuk membuat video-video yang menarik dan bekerja sama dengan para pemengaruh (influencer) untuk mempromosikan pariwisata, yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung
Supiandi juga menyebutkan bahwa beberapa investor asing telah mulai berinvestasi di Mataram, terutama di sektor energi terbarukan. Guna mendorong investasi, pemerintah berkolaborasi dengan pusat-pusat promosi investasi yang berada di luar negeri. Salah satu alasan penting mengikuti "Dialog Wali Kota Global -- Nanning" adalah untuk mengundang kota-kota dari China dan ASEAN untuk mengunjungi Mataram dan menilai potensi pengembangan dan peluang investasi di kota tersebut.
Sebanyak 14 proyek telah ditandatangani dalam "Dialog Wali Kota Global -- Nanning", yang mencakup kerja sama di bidang kota persahabatan, perdagangan, logistik, pendidikan, dan pariwisata di antara negara-negara ASEAN seperti Myanmar, Kamboja, dan Malaysia, dengan investasi eksternal melampaui 3,3 miliar yuan (1 yuan = Rp2.233).
Acara ini juga meluncurkan "Inisiatif Nanning", yang bertujuan untuk mempromosikan kerja sama pragmatis yang lebih erat di antara semua pihak, mempercepat pembentukan komunitas China-ASEAN dengan takdir bersama yang lebih terhubung, serta berkontribusi bagi perdamaian dan pembangunan global.
Diprakarsai oleh China, "Dialog Wali Kota Global" berfungsi sebagai platform komunikasi yang penting untuk keterbukaan dan kerja sama global, yang bertujuan untuk meningkatkan rasa saling percaya dan persahabatan internasional serta memperdalam pembelajaran dan pertukaran timbal balik, yang sangat penting untuk memperkuat kerja sama global dan membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025