Palu (ANTARA) - Provinsi Sulawesi Tengah menjadi lokus untuk kajian analisis biaya manfaat (cost benefit analysis) dalam penanggulangan bencana yang diprakarsai Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerja sama dengan Pemerintah Swiss melalui Swiss Development Cooperation (SDC).
Asisten Pemerintahan dan Kesra Provinsi Sulawesi Tengah Fahrudin Yambas di Palu, Rabu, mengatakan focus grup discussion (FGD) analisis biaya manfaat penanggulangan bencana ini sebagai upaya kolektif dalam membangun resiliensi dan ketangguhan daerah terhadap ancaman bencana yang semakin kompleks.
"Kebijakan yang disusun diharapkan tidak hanya teoritis, tetapi juga aplikatif dan sesuai dengan kebutuhan nyata di masyarakat," katanya.
Provinsi Sulteng dikenal sebagai wilayah multi disaster, dengan sejarah panjang gempa, tsunami dan likuifaksi yang terjadi pada tahun 2018 silam.
Baca juga: Cuaca ekstrem picu bencana di Yogyakarta dan Bogor
Untuk itu, kata dia, melalui diskusi ini juga sebagai ruang untuk membangun sinergisitas antara pemerintah pusat, daerah, masyarakat dan mitra internasional dalam rangka penyusunan strategi cost benefit analysis yang komprehensif sebagai dasar perumusan kebijakan publik bidang kebencanaan.
Selain itu, ia mengharapkan kegiatan ini juga akan memberikan pemahaman dan pendalaman terhadap upaya-upaya penanggulangan bencana di provinsi ini.
Ia mengharapkan, hasil diskusi tersebut dapat berdampak dalam terwujudnya Sulawesi Tengah tangguh bencana di masa mendatang.
Oleh karena itu juga, ia menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Pemerintah Swiss yang telah merespon langsung dan memberikan bantuan kemanusiaan saat terjadinya bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi 7 tahun silam di wilayah Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala (Pasigala).
“Pemerintah Swiss senantiasa memberikan atensi atas peristiwa kebencanaan di Sulawesi Tengah dan saya yakin melalui kegiatan ini akan memberikan pemahaman dan pendalaman terhadap upaya-upaya penanggulangan bencana di Sulawesi Tengah,” ujarnya.
Baca juga: BNPB apresiasi gotong royong normalisasi sungai di Padang Pariaman
Pewarta: Nur Amalia Amir
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025