Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menegaskan bahwa dukungan terhadap kemerdekaan bangsa Palestina dan lepas dari segala bentuk penjajahan merupakan satu amanat pendirian Indonesia.
"Masalah Israel Palestina bagian dari concern Proklamasi Kemerdekaan. Kita mau merdeka bukan hanya merdeka sendiri tapi melihat bangsa dunia juga merdeka," ujar Gus Yahya di Jakarta, Selasa.
Pernyataan Gus Yahya tersebut disampaikan saat Iftar Talk bertajuk "Masa Depan Palestina: Dampak Kebijakan Presiden Trump" yang digelar Institut for Humanitarian Islam di Jakarta Selasa.
Gus Yahya mengatakan, bangsa Indonesia didirikan dengan visi yang terkonseptualisasi sangat baik menyangkut masa depan peradaban global. Bangsa Indonesia didirikan tidak hanya pada aspirasi eksklusif.
"Kemerdekaan ialah hak segala bangsa. Dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan perikeadilan," kata dia.
Atas dasar itu, Gus Yahya mendorong agar rujukan utama gerakan bangsa Indonesia ini tidak boleh lepas dari visi peradaban global. Secara lebih praktis operasional, tujuan didirikannya pemerintahan salah satunya untuk ikut serta melaksanakan ketertiban dunia.
Sementara itu, Guru Besar Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana menyampaikan bahwa dukungan masyarakat dunia perlu dilakukan dengan menunjukkan solidaritas dan keprihatinan di media sosial. Hal ini untuk mendorong perubahan kebijakan negara-negara Barat.
"Dengan memberdayakan rakyat Amerika Serikat untuk melakukan tindak konstitusional di negaranya adalah salah satu opsi. Ini penting kita lakukan. Terus memviralkan tindakan kejam dari tentara Israel dari PM Netanyahu ke media sosial," ujarnya.
Penasihat Presiden Palestina Mahmoud Al-Habbash menegaskan bahwa bangsa Palestina akan tetap berdiri di tanah air yang sudah ditinggalinya sejak 6.000 tahun lalu. Ia menegaskan membela Palestina bukan saja tugas bangsa, tapi juga tugas agama.
Sebab, kata dia, Nabi Muhammad SAW memerintahkan umat Islam untuk menjaga Palestina banyak sahabat datang ke sana. Ada ratusan sahabat tinggal syahid di sana karena menjaga Tanah Palestina kewajiban agama.
"Karena di Palestina lah terjadi peristiwa Isra Miraj. Masjidil Aqsa kiblat pertama dan kota suci ketiga," katanya.
Serangan kolonialisme Barat terhadap Palestina, kata Mahmoud Al-Habbash, bertujuan untuk mengosongkan Palestina. Mereka menggunakan segala argumen untuk mengusir bangsa Palestina dari tanah airnya. Peristiwa 7 Oktober 2023 menjadi alasan kuat bagi Israel untuk menyerang.
"Kami para pemimpin rakyat Palestina mengetahui rencana ini. Kami mengajak semua pihak untuk menggagalkan rencana ini," kata Hakim Agung Palestina ini.
Dukungan apapun, menurutnya, sangat berarti untuk bangsa Palestina agar tidak terusir dari tanah airnya. Dukungan bisa diberikan dalam bentuk makanan, pakaian, hingga perobatan.
"Satu dolar negara Barat akan berakhir menghancurkan rumah, masjid, gereja. Satu dolar umat Islam akan melindungi mereka, rumah ibadah mereka," katanya.
Habbash juga menyampaikan bahwa jika saja negara-negara Islam besar seperti Indonesia dapat bersatu, berkoordinasi, dapat membentuk koalisi yang kuat.
"Tidak boleh ada seorang pun yang mengatakan tidak bisa membantu Palestina. Salah satunya menjaga diri kita untuk tidak membenarkan pendudukan Israel," ujarnya.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025