Paus Fransiskus dan si kulit bundar

2 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus wafat dalam usia 88 tahun di kediamannya pada pukul 07.35 pagi waktu Vatikan.

Paus Fransiskus bukan hanya khusus untuk umat katolik, sehingga lebih banyak orang yang kehilangan dia. Semua kalangan juga kehilangan sosok yang dikenal begitu sederhana itu.

Ungkapkan duka cita atas wafatnya Sri Paus juga datang dari dunia sepak bola. Itu tidak lain karena dia juga dikenal gila akan sepak bola.

Mulai dari klub Spanyol Real Madrid hingga klub Italia AS Roma menyatakan duka cita yang mendalam atas wafatnya Sri Paus.

Bahkan Serie A atau Liga Italia memutuskan untuk menunda sejumlah pertandingan yang berlangsung pada Senin waktu setempat.

Pertandingan yang memasuki pekan ke-33 tersebut menyisakan enam pertandingan di hari Senin.

Enam pertandingan tersebut yakni Torino vs Udinese, Cagliari vs Fiorentina, Genoa vs Lazio, dan Parma vs Juventus yang dijadwalkan berlangsung pada Senin malam dan Selasa dini hari WIB dipastikan ditunda.

Selain Serie A, liga kasta kedua Italia yakni Serie B juga melakukan hal yang sama untuk menghormati wafatnya Paus Fransiskus.

Bahkan klub yang kini dibela oleh penjaga gawang tim nasional Indonesia Emil Audero Mulyadi yakni Palermo melakukan donasi makanan kepada para penonton akibat penundaan laga tersebut.

Dalam laporan klub, Selasa, disebut bahwa Palermo mendonasikan sekitar 600 makanan yang awalnya untuk sajian penonton di Stadion Renzo Barbera.

Baca juga: Jenazah Paus disemayamkan di Basilika Santo Petrus sebelum dimakamkan

Paus Fransiskus dan si kulit bundar

Paus Fransiskus memang sosok yang melekat dengan si kulit bundar. Sri Paus merupakan sosok pencinta sepak bola.

Sri Paus adalah anggota kehormatan klub Argentina San Lorenzo. Dia mempunyai kartu anggota pendukung klub yang bermarkas di Estadio Pedro Bidegain itu.

Si kulit bundar memang medium yang mempersatukan semua tanpa mengenal usia, golongan maupun ras.

Begitulah ungkapan yang juga menggambarkan masa muda dari Sri Paus yang sudah jatuh cinta dengan si kulit bundar.

Paus Fransiskus lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina.

Sebagai seorang yang lahir di negara Argentina, sudah sewajarnya Sri Paus juga menjadi orang yang gila bola.

Jalanan di Buenos Aires menjadi saksi bisu kala Bergoglio muda menggiring bola dengan dua kakinya.

Menggilai si kulit bundar, namun Bergoglio sadar bahwa bakatnya bukanlah sebagai sosok yang akan berada di antara sebelas pemain di lapangan.

Ia sadar bahwa kecintaan pada sepak bola akan mengantarkannya pada sisi tribun penonton yang bersorak-sorai mendukung tim kebanggaan.

Tumbuh dalam lingkungan yang amat menggemari sepak bola, Paus Fransiskus pun tak luput untuk menjadi suporter sepak bola.

Dia memilih klub Argentina San Lorenzo sebagai tambatan hati dibanding dengan dua klub raksasa di sana, Boca Juniors dan River Plate.

"Sepak bola begitu romantis," kata Paus Fransiskus ketika mengenang momen saat dia menonton San Lorenzo bersama dengan ayah dan kakaknya seperti diberitakan France 24, Selasa.

Baca juga: Katedral Jakarta siapkan kapasitas hingga 2.500 orang di Misa Requiem

Ketika telah dilantik menjadi Paus Fransiskus pada 19 Maret 2013, Sri Paus tetap diizinkan oleh penjaga gereja Vatikan untuk menerima laporan mengenai hasil pertandingan dan klasemen sepak bola di mejanya.

Selain itu Paus Fransiskus juga kerap menerima kunjungan sejumlah klub di Gereja Vatikan.

Pada 2014, klub yang didukungnya, San Lorenzo, mempersembahkan juara Piala Libertadores kepada Paus Fransiskus dengan mengunjunginya di Vatikan.

Paus Fransiskus sering memberikan nasehat maupun pendapat mengenai tim nasional Argentina, mulai dari era Diego Maradona hingga era Lionel Messi.

Dalam biografinya, Paus Fransiskus sempat memberikan komentar lucu mengenai salah satu gol legendaris dalam sepak bola, "gol tangan tuhan" yang dilakukan oleh bintang timnas Argentina Diego Maradona pada Piala Dunia 1986 yang mengantarkan tim Tango mengalahkan Inggris di babak perempat final.

"Saat sudah menjadi Paus, saya mendapatkan kunjungan Maradona di Vatikan beberapa tahun lalu...Saya berkata kepada dia, dengan nada bercanda, Jadi di mana tangan yang salah itu?" kata Paus Fransiskus pada biografinya.

Lalu Paus Fransiskus juga sempat memberikan pendapat ketika ditanya harus memilih Diego Maradona atau Lionel Messi.

"Maradona sebagai pemain sangatlah luar biasa. Namun sebagai manusia, dia gagal," ucap Paus Fransiskus yang menilai bahwa Maradona yang hidup dalam kecanduan alkohol dan kokain.

Paus Fransiskus kemudian mendeskripsikan Messi sebagai "pria sejati" namun ia tetap memilih Pele sebagai "pria yang selalu di hati".

Baca juga: Paus Fransiskus akan dimakamkan pada 26 April

Menyebarkan perdamaian lewat sepak bola

Sepak bola yang mempunyai sisi fanatisme terkadang menjadi perbincangan hangat karena kerap dibandingkan dengan agama.

Namun Paus Fransiskus mengambil sisi positif dari sepak bola yang identik dengan fanatisme dengan menyelenggarakan misa besar di stadion-stadion sepak bola selama perjalanannya di luar negeri.

Delegasi Vatikan untuk Olimpiade Paris 2024 Uskup Emmanuel Gobilliard mengatakan bahwa sepak bola memiliki peran penting karena menjadi bagian di dalam hidup semua orang.

"Apakah anda seorang pemain sepak bola amatir atau profesional, apakah anda suka menontonnya di televisi, itu semua tidak ada bedanya karena olahraga ini adalah bagian hidup dari semua orang," kata Emmanuel Gobilliard seperti dikutip AFP.

Pada 2014 di Stadion Olympico, Roma, Paus Fransiskus menginisiasi pertandingan antar agama yang bertujuan untuk perdamaian.

"Banyak orang mengatakan bahwa sepak bola adalah permainan terindah di dunia. Saya pun berpikir demikian," kata Paus Fransiskus pada 2019.

Sepak bola tentu saja sangat kehilangan Paus Fransiskus yang merupakan sosok teladan yang menjadikan sepak bola sebagai olahraga untuk semua kalangan.

Figur yang dapat melihat sepak bola sebagai salah satu medium untuk perdamaian.

Baca juga: PBNU harap Paus baru miliki semangat yang sama soal kemanusiaan

Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |