Pendapatan parkir di Jakarta belum tergarap maksimal

4 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Legislator DPRD DKI Jakarta menyatakan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor parkir masih belum tergarap maksimal dan bahkan terdapat kebocoran karena potensi yang dimiliki begitu besar bila dibandingkan pemasukannya.

"Potensinya besar, terutama di jalan karena itu ada retribusi," kata anggota Panitia Khusus (Pansus) Perparkiran Taufik Zoelkifli di Jakarta, Selasa.

Taufik mengatakan bahwa dari hitungan yang dimiliki oleh Wakil Ketua Pansus Perparkiran potensi bisa didapatkan Pemprov DKI melalui PAD sektor parkir terutama di pinggir jalan bisa mencapai lebih dari Rp600 miliar.

Jumlah tersebut bisa berkali-kali lipat dari pendapatan yang saat ini diperoleh oleh Unit Pengelola Perparkiran Dinas Perhubungan Provinsi DKI yang pada 2024 hanya mendapatkan Rp8,9 miliar.

Baca juga: Penyebab pendapatan parkir turun di DKI karena TPE rusak

Untuk itu kata Taufik, DPRD memperhatikan masalah perparkiran di Jakarta, khususnya yang berada di jalan mengingat potensinya begitu besar tetapi belum tergarap maksimal.

"Kebocoran juga dari maraknya parkir liar di jalan yang tidak masuk ke PAD DKI Jakarta," ujarnya.

Selain banyaknya parkir liar, terminal parkir elektronik (TPE) yang terdapat di 31 ruas jalan juga sebagian besar rusak bahkan dari 201 mesin yang berfungsi hanya hanya 64 sisanya yaitu 137 lainnya rusak.

Sebelumnya, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta menyatakan bahwa sejumlah terminal parkir elektronik (TPE) yang berada di beberapa titik, rusak mengakibatkan pendapatan turun dari Rp18 miliar, kini menjadi Rp8,9 miliar.

"Saat ini banyak TPE yang sudah tidak berfungsi," kata Kepala Unit Pengelola Perparkiran Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Adji Kusambarto.

Baca juga: Pansus DPRD Jakarta soroti area publik dijadikan parkir liar

Ia mengatakan bahwa setelah diterapkan TPE pada 2016 pada 31 ruas jalan dengan 201 mesin, maka pendapatan parkir sektor tersebut Rp7 miliar.

Kemudian, kata Adji, pendapatan parkir melalui TPE terus menanjak yakni pada 2017 sampai 2019 mencapai di atas Rp18 miliar.

Setelah terjadi COVID-19 serta adanya kerusakan sejumlah mesin, lanjut Adji, pendapatan parkir TPE menurun drastis yakni pada 2020 menjadi Rp13 miliar, pada 2021 jadi Rp10 miliar dan 2022 serta 2023 Rp9 miliar dan pada 2024 menjadi Rp8,9 miliar.

"Ini dikarenakan mesin rusak dan suku cadang susah karena harus didatangkan dari luar negeri," ujarnya.

Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |