Simpang Empat (ANTARA) - Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Sumatera Barat (Sumbar) melakukan pengobatan gratis kepada warga terdampak banjir di Desa Baru, Kabupaten Pasaman Barat, provinsi setempat.
"PAPDI Sumbar juga melibatkan tenaga Puskesmas Desa Baru dalam pengobatan itu. Sebelumnya juga dilakukan pengobatan di Mandiangin bersama Puskemas IV Koto Kinali," kata Kepala Dinas Kesehatan Pasaman Barat Gina Alecia di Simpang Empat, Minggu.
Baca juga: Pemkab: Kerugian pertanian Pasaman Barat Rp3,94 miliar akibat banjir
Menurutnya, bakti sosial berupa pengobatan gratis itu merupakan salah satu bentuk perhatian PAPDI Sumbar terhadap kondisi warga yang terdampak bencana alam.
"Dokter spesialis penyakit dalam juga langsung datang memberikan pengobatan gratis kepada warga," katanya.
Dia menyebutkan di Mandiangin dan Desa Baru masing-masing tiga orang spesialis penyakit dalam dan tujuh dokter yang sedang mengambil spesialis penyakit dalam langsung turun melakukan pengobatan gratis.
"Selain itu, ditambah dengan dokter dan tenaga kesehatan dari dua puskesmas yang dikunjungi," katanya.
Perhatian terhadap kesehatan warga terdampak terus dilakukan secara maksimal. Sebelumnya, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Pasaman Barat melaksanakan pengobatan gratis dan pembagian sembako ke warga di dua lokasi terdampak bencana alam.
"Sebelumnya IDI Pasaman Barat juga melakukan pengobatan gratis di Kecamatan Sasak Ranah Pasisia, Koto Sawah Ranah Salido dan Kecamatan Lembah Melintang," katanya.
Baca juga: IDI Pasaman Barat berikan pengobatan gratis-pembagian sembako
Baca juga: Pemkab Pasaman Barat salurkan 4,3 ton beras ke warga terdampak banjir
Selain melakukan pengobatan gratis di daerah terdampak bencana, katanya, seluruh puskesmas yang ada di Pasaman Barat juga standby melakukan pelayanan dan pengobatan sejak hari pertama bencana alam terjadi.
"Pelayanan dan pengobatan keliling juga kami lakukan, termasuk menyiagakan mobil ambulans serta pelayanan dan pengobatan oleh puskesmas di wilayah kerja masing-masing," katanya.
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
