OJK: Partisipasi perempuan dalam tata kelola harus ditingkatkan

2 hours ago 3
Negara-negara dengan indeks ketimpangan gender rendah cenderung memiliki tingkat korupsi yang juga rendah

Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Audit Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sophia Wattimena menyampaikan bahwa partisipasi perempuan dalam tata kelola harus ditingkatkan mengingat kesetaraan gender memiliki korelasi yang erat dengan tingkat integritas suatu bangsa.

Hal ini disampaikan Sophia dalam acara perayaan Hari Kartini yang diselenggarakan OJK secara hybrid di Jakarta, Selasa.

Dalam sambutannya, ia menyampaikan urgensi penguatan integritas di kalangan perempuan Indonesia, khususnya di sektor jasa keuangan.

“Kita melihat bahwa kesetaraan gender memiliki korelasi erat dengan tingkat integritas suatu bangsa. Negara-negara dengan indeks ketimpangan gender rendah cenderung memiliki tingkat korupsi yang juga rendah. Ini menjadi cermin bahwa partisipasi perempuan dalam tata kelola harus ditingkatkan,” kata Sophia.

Ia juga menyoroti sejumlah tantangan sosial ekonomi yang dihadapi perempuan saat ini, mulai dari rendahnya tingkat pendidikan, dampak budaya konsumtif akibat fenomena FOMO (fear of missing out), hingga tingginya tingkat korban pinjaman online ilegal, terutama di kalangan ibu rumah tangga dan guru.

“Menanamkan nilai integritas tidak cukup hanya sebagai wacana. Harus dimulai sejak dini, dari rumah, melalui pola asuh yang sehat dan bijak. Perempuan Indonesia memiliki peran kunci dalam membentuk generasi yang jujur, tangguh dan cerdas mengambil keputusan,” kata Sophia.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Veronica Tan turut mengajak masyarakat untuk menyadari peran penting perempuan bukan hanya sebagai pengurus rumah tangga, tetapi juga sebagai pendidik generasi masa depan.

“Kita harus sadar bahwa perempuan sejak awal adalah agen perubahan. Tapi terlalu lama mereka tidak tahu bahwa mereka punya hak, punya mimpi, dan mampu luar biasa. Saat ini, tugas kita adalah menciptakan ruang dan ekosistem yang mendorong perempuan untuk sadar, diakui dan diberdayakan,” kata Veronica.

Adapun perayaan Hari Kartini yang digelar OJK ini dihadiri oleh lebih dari 200 peserta secara langsung dan sekitar 3.000 peserta daring yang berasal dari internal OJK, pemangku kepentingan, serta Anggota Komisi XI DPR RI.

Dalam kegiatan ini, OJK menggarisbawahi pentingnya peran perempuan dalam menjaga budaya anti-fraud dan integritas.

Hal ini sejalan dengan berbagai inisiatif yang dijalankan OJK, termasuk peran aktifnya dalam menjaga integritas melalui pemahaman dan implementasi terhadap larangan gratifikasi yang dapat dianggap suap dan kewajiban pelaporan.

Selain itu juga keterlibatan dalam pelaporan indikasi fraud maupun pelanggaran etik melalui email, situs web, atau surat tertulis sesuai kanal yang tersedia OJK, yaitu saluran pelaporan dugaan pelanggaran melalui whistleblowing system (WBS).

OJK sendiri telah menunjukkan komitmennya melalui sertifikasi Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) di seluruh satuan kerja, pengendalian gratifikasi yang ketat, serta sinergi dengan KPK dalam mencetak penyuluh antikorupsi bersertifikat.

Baca juga: Bangun keuangan inklusif, OJK adakan kelas untuk perempuan disabilitas

Baca juga: OJK: Pekerja migran harus siapkan masa depan lebih baik

Baca juga: OJK ingatkan pekerja migran Indonesia waspada terhadap penipuan

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |