OJK nilai net sell asing bagian dari rotasi portofolio global

1 month ago 7

Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai aksi jual bersih (net sell) oleh investor asing di pasar saham yang terjadi belakangan ini merupakan bagian dari dinamika rotasi portofolio global, seiring dengan penyesuaian terhadap sentimen eksternal.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menyebutkan bahwa sentimen eksternal tersebut antara lain kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump, arah kebijakan suku bunga global, ketegangan geopolitik, hingga rebalancing aset menuju instrumen yang dianggap lebih aman (safe haven).

“Jadi itu merupakan bagian daripada strategi yang dilakukan oleh portofolio global,” kata Inarno dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RKDB) Juli 2025 di Jakarta, Senin.

Inarno mengamini bahwa terdapat aksi net sell oleh investor asing secara year to date (ytd) dalam beberapa waktu terakhir.

Pada Juli 2025, investor non-residen membukukan net sell sebesar Rp8,34 triliun secara month to date (mtd). Adapun sejak awal tahun atau secara year to date (ytd), net sell tercatat sebesar Rp61,91 triliun.

Meski demikian, pasar surat berharga negara (SBN) tetap mencatatkan aliran dana masuk dari investor asing. Per 30 Juli 2025 investor non-residen mencatatkan net buy sebesar Rp13,28 triliun secara mtd atau Rp55,32 triliun secara ytd.

“Tentunya ini (inflow ke SBN) mengindikasikan bahwa kepercayaan terhadap fundamental ekonomi Indonesia masih tetap terjaga. Dan Indonesia tetap dipandang sebagai destinasi investasi yang cukup atraktif, khususnya dalam jangka menengah maupun jangka panjang,” kata Inarno.

Secara umum, catat Inarno, kondisi pasar modal Indonesia cukup stabil dan tetap terjaga. Hal ini tercermin dari sejumlah indikator antara lain Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), indeks pasar obligasi Indonesia Composite Bond Index (ICBI), serta Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana.

Di tengah sentimen terhadap dinamika tensi perdagangan dan geopolitik global, kinerja pasar saham domestik pada 30 Juni 2025 di level 6.927,68 atau secara ytd melemah 2,15 persen. Namun per 31 Juli 2025, IHSG menunjukkan kinerja yang positif pada level 7.484,34 atau secara ytd menguat 5,71 persen.

Di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI menguat 1,17 persen mtd ke level 418,84, dengan yield SBN rata-rata turun 10,82 basis poin (bps) mtd (ytd turun 41,10 bps).

Sedangkan di industri pengelolaan investasi, nilai Asset Under Management (AUM) per 31 Juli 2025 tercatat sebesar Rp856,62 triliun (naik 1,95 persen mtd atau naik 2,30 persen ytd).

Adapun NAB reksa dana tercatat sebesar Rp526,53 triliun, naik 3,21 persen mtd dan 5,46 persen ytd, dengan net subscription sebesar Rp14,43 triliun secara mtd.

Baca juga: OJK: BEI cetak rekor tertinggi dengan kapitalisasi pasar Rp13.700 T

Baca juga: OJK dukung pembukaan kode domisili investor di akhir sesi 1 dan 2 BEI

Baca juga: OJK perkuat pelindungan investor lewat aturan baru perusahaan efek

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |