Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mengungkapkan nilai impor Jakarta mencapai 45,53 miliar dolar AS pada periode Januari - Juli 2025 atau naik 8,97 persen dibandingkan periode sama pada 2024.
"Kenaikan ini sejalan dengan impor nonmigas yang naik 9,59 persen menjadi 43,99 miliar dolar AS," kata Kepala BPS DKI Jakarta, Nurul Hasanudin di Jakarta, Senin.
Hasanudin mengatakan peningkatan impor ini didorong oleh kebutuhan barang modal, bahan baku/penolong, dan barang konsumsi, yang masing-masing mengalami kenaikan sebesar 2,34 miliar dolar AS (24,01 persen), 954,85 juta dolar AS (3,58) persen, dan 443,32 juta dolar AS (8,31 persen).
Dari sepuluh kelompok komoditas dengan nilai impor terbesar Januari - Juli 2025, kelompok komoditas yang mengalami peningkatan terbesar adalah kendaraan dan bagiannya sebesar miliar dolar AS (39,24 persen).
Sementara itu, penurunan nilai impor kelompok komoditas terbesar adalah bahan bakar mineral sebesar 113,52 juta dolar AS (minus 6,80 persen).
Lalu, apabila dilihat dari asal negara impornya, Tiongkok, Jepang, dan Thailand menjadi mitra dagang utama dalam aktivitas impor Jakarta.
Tiongkok mendominasi dengan kontribusi mencapai 42,29 persen atau 19,25 miliar dolar AS, disusul oleh Jepang sebesar 4,84 miliar dolar AS, dan Thailand 3,29 miliar dolar AS (7,24 persen).
Adapun nilai impor Jakarta secara tahunan pada Juli 2025 mencapai 7,42 miliar dolar AS, meningkat sebesar 2,35 persen dibandingkan Juli 2024.
"Total nilai impor mengalami peningkatan secara tahunan, utamanya didorong peningkatan nilai impor nonmigas," kata Hasanudin.
Baca juga: Ekspor Jakarta hingga Juli 2025 capai 9,79 miliar dolar AS
Baca juga: Jakarta alami deflasi 0,05 persen pada Agustus 2025
Baca juga: Jakarta harus antisipasi banjir produk Tiongkok imbas tarif Trump
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.