Meta jual aset untuk gaet mitra dukung pembiayaan infrastruktur AI

1 month ago 18

Jakarta (ANTARA) - Meta mengumumkan rencana untuk menjual aset pusat data senilai 2 miliar dolar AS atau hampir Rp33 triliun sebagai bagian dari upaya menggandeng mitra eksternal guna membiayai infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung pengembangan kecerdasan buatan (AI).

Dilansir dari The Business Times pada Senin, kabar ini tercantum dalam dokumen laporan kuartalan perusahaan. Langkah tersebut mencerminkan perubahan strategi yang lebih luas di kalangan raksasa teknologi, yang selama ini dikenal membiayai ekspansi mereka secara mandiri.

Kini, mereka menghadapi tantangan biaya yang melonjak tajam untuk membangun dan mengoperasikan pusat data guna mendukung AI generatif.

"Kami sedang menjajaki cara bekerja sama dengan mitra keuangan untuk mengembangkan pusat data secara bersama-sama," kata Chief Financial Officer Meta Susan Li.

Baca juga: Meta tingkatkan anggaran infrastruktur AI dua kali lipat pada 2025

Meski sebagian besar pengeluaran modal masih akan didanai secara internal, Li menjelaskan bahwa beberapa proyek kemungkinan akan mendapatkan pembiayaan eksternal dalam jumlah besar, yang akan memberikan fleksibilitas tambahan apabila kebutuhan infrastruktur berubah di masa depan.

Meski belum ada kesepakatan final yang diumumkan, pengungkapan dalam laporan kuartalan menunjukkan bahwa rencana ini semakin matang.

Dalam dokumen tersebut, Meta menyebut telah menyetujui rencana pada Juni untuk melepas sejumlah aset pusat data, dan telah mengklasifikasikan tanah dan proyek konstruksi senilai 2,04 miliar dolar AS (Rp33 triliun) sebagai "held-for-sale" atau aset untuk dijual.

Baca juga: Meta menunjuk Shengjia Zhao menjadi pemimpin penelitian AI

Aset tersebut diperkirakan akan diserahkan ke pihak ketiga dalam waktu 12 bulan ke depan untuk dikembangkan bersama sebagai pusat data.

Meta tidak mencatatkan kerugian atas reklasifikasi tersebut, yang dinilai berdasarkan nilai tercatat atau nilai wajar dikurangi biaya penjualan, mana yang lebih rendah.

Per 30 Juni, total aset yang diklasifikasikan sebagai "held-for-sale" mencapai 3,26 miliar (Rp53,4 triliun) dolar AS. Meta menolak memberikan komentar lebih lanjut terkait hal ini.

Baca juga: Meta buat gelang untuk kendalikan komputer dengan gerakan tangan

CEO Meta, Mark Zuckerberg, sebelumnya telah mengumumkan rencana ambisius untuk menginvestasikan ratusan miliar dolar dalam pembangunan pusat data superkomputer AI atau "supercluster" untuk mendukung kecerdasan super (superintelligence).

"Hanya satu dari pusat data ini saja sudah mencakup sebagian besar area Manhattan," ujar Zuckerberg.

Meta, pemilik Instagram dan WhatsApp, juga menaikkan batas bawah proyeksi belanja modal tahunan sebesar 2 miliar dolar AS (Rp32,7 triliun), menjadi 66 miliar dolar AS (Rp1.081 triliun) hingga 72 miliar dolar AS (Rp1.179 triliun).

Kinerja pendapatan iklan Meta dilaporkan melampaui ekspektasi, didorong oleh peningkatan sistem penargetan dan distribusi konten berbasis AI.

Para eksekutif perusahaan mengatakan bahwa pendapatan iklan yang lebih kuat ini turut membantu menyeimbangkan kenaikan biaya infrastruktur yang terkait dengan strategi jangka panjang AI perusahaan.

Baca juga: Meta tunjuk Connor Hayes jadi pemimpin Threads

Baca juga: Meta kembali ajak peneliti OpenAI bergabung ke Superintelligence Lab

Penerjemah: Farhan Arda Nugraha
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |