Jakarta (ANTARA) - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani akan mengolaborasikan Danantara dengan Badan Usaha Milik Ansor (BUMA), satu perusahaan induk (holding company) milik Gerakan Pemuda (GP) Ansor.
"Saya sebagai pimpinan atau CEO dari Danantara tentunya akan melihat kolaborasi apa yang bisa kita lakukan. Kita ini sama-sama ada sebuah niat yang baik dan mulia, bagaimana kita menjaga dan menciptakan kapal perumahan kita, dan yang paling penting, ini (BUMA) akan membuat GP Ansor menjadi makin mandiri dan berdiri di atas kaki sendiri," katanya dalam acara Peresmian BUMA di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan kehadiran BUMA bisa menjadi dorongan positif pada ekonomi dan iklim usaha di Indonesia.
"Ini adalah upaya yang baik dari GP Ansor dalam meraih kemandirian ekonomi. Tidak hanya untuk organisasinya, tetapi juga untuk perekonomian bangsa kita. Jika negara membuat Danantara, GP Ansor membuat BUMA, dan kita bisa berkolaborasi," ujar dia.
Ia mengemukakan saat ini terdapat 10 bidang usaha di bawah BUMA yang segera berjalan dengan harapan dapat menciptakan iklim usaha yang positif dan berkelanjutan.
"Karena saya selalu meyakini apapun yang kita lakukan itu akan mempunyai suatu hal yang sifatnya positif, berkelanjutan, dan berkesinambungan apabila manusianya itu bertumbuh dan berkembang, baik secara wawasan, pendidikan, networking, dan lain-lainnya," ucapnya.
Baca juga: Kehadiran Danantara memungkinkan BRI lebih adaptif dan agile
Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharudin menyatakan BUMA tidak akan menjadi organisasi yang muncul kemudian menghilang, tetapi menjadi langkah awal investasi yang akan menyejahterakan seluruh umat dan bergerak secara profesional.
"Kita mengharapkan seluruh manajemen, baik itu komisaris, direksi, dapat mengelola secara profesional karena ini adalah perusahaan. Saya yakin kalau dikelola profesional, ini akan menguntungkan semua pihak, baik untuk kader, untuk pengelolanya, maupun untuk kas organisasi," katanya.
Ia menegaskan pengelolaan BUMA harus tetap menjaga integritas dan berpihak kepada masyarakat, tidak mengapitalisasi bisnis yang merugikan.
"Dan saya yakin, dengan nama besar Ansor, ini bisa menjadi kapitalisasi ekonomi, sepanjang sesuai dengan etika bisnis yang kita sepakati bersama-sama, jadi jangan bisnis yang melanggar atau merugikan orang," katanya.
Ia menargetkan pada tahap pertama BUMA dapat menyimpan dana kurang lebih Rp50 miliar untuk operasional kantor dan modal usaha yang bergerak di bawah GP Ansor. Saat ini, terdapat sedikitnya 40 ribu UMKM di bawah naungan GP Ansor.
"Dari seluruh entitas ini, bagaimana caranya tiap tahun kita bisa store (menyimpan) ya tahap pertama itu bisa Rp50 miliar misalnya, buat kas organisasi, itu yang kemudian kita pakai untuk kas. Kas ini kan ada tiga bagian, satu buat operasional kantor, yang kedua buat modal," ucap Addin.
Baca juga: Mensesneg: Pengalihan aset GBK ke Danantara petunjuk dari Presiden
Baca juga: Erick Thohir dan KPK dorong Danantara jadi korporasi sehat
Baca juga: Menperin sebut perusahaan Korea minta Danantara ikut berinvestasi
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025