Jakarta (ANTARA) - Delegasi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI melakukan kunjungan kerja ke Johannesburg dan Cape Town, Afrika Selatan, dalam rangka mempelajari material maju, khususnya pertambangan, pada 27-30 April.
Delegasi yang terdiri dari 17 orang itu dipimpin Wakil Ketua DPD Yorrys Raweyai dan Ketua Komite II Dr. Badikkenita BR Sitepu.
Kedatangan mereka disambut Duta Besar RI Saud Purwanto Krisnawan dalam sebuah acara pada Ahad (27/4), menurut keterangan pers KBRI Pretoria pada Rabu.
Dalam sambutannya, Yorrys mengatakan bahwa selama kunjungan tersebut, ada enam isu strategis yang ingin diraih oleh delegasi.
"Pertama, perencanaan pengembangan material maju di Afrika Selatan. Kedua, pengembangan material maju sebelum dan sesudah penerapan hilirisasi. Ketiga, menjaga dan meningkatkan nilai material maju dengan menerapkan aspek lingkungan hidup," ujar Yorrys.
Keempat, kata dia, adalah upaya meminimalisir ketimpangan ekonomi di daerah pertambangan; kelima, sinkronisasi antara kebijakan pusat dan daerah dalam pengembangan material maju; dan yang terakhir, nilai strategis dalam pengembangan material maju.
Menurut Yorrys, Afsel dipilih sebagai tujuan studi referensi karena negara itu memiliki sumber daya mineral yang melimpah dan dianggap telah mampu memanfaatkan material maju dengan teknologi dan regulasi yang baik.
Hasil kunjungan akan menjadi bahan referensi bagi Rancangan Undang-Undang Usul Inisiatif Komite II Tahun 2025 tentang Material Maju.
Selama kunjungan, delegasi DPD RI akan menemui pejabat Departemen Mineral, Sumber Daya dan Energy Afsel, akademisi Universitas Pretoria, dan eksekutif Ndalamo Resources Pty, perusahaan swasta setempat yang mengembangkan material maju.
Material maju adalah material yang mempunyai sifat unggul tertentu secara fisik, kimia, mekanik dan sifat lainnya, serta menjadi kebutuhan utama berbagai industri maju.
Baca juga: KBRI Pretoria ingatkan peran penting pemuda di Kongres III PPI Afsel
Baca juga: KBRI gelar resepsi diplomatik jelang 30 tahun bilateral RI-Afsel
Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025