Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi menekankan orang tua harus menerapkan pola pengasuhan positif untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak.
"Faktor pola asuh dalam keluarga. Sadar tidak bahwa pola asuh yang kini dilakukan sangat berbeda dengan pola asuh yang dilakukan oleh orang tua kita waktu kita masih kecil. Kalau dulu kita ngaji salah melulu, paha kita biru-biru dicubit sama ibu kita. Kalau sekarang kita enggak bisa melakukan itu," kata Menteri PPPA Arifah Fauzi di Jakarta, Rabu.
Hal itu dikatakannya dalam temu wicara bersama Fatayat Nahdlatul Ulama bertajuk "Kolaborasi Peringatan Hari Anak Nasional 2025 Pentingnya Makanan Bergizi dan Fortifikasi dalam Pemenuhan Zat Besi untuk Mencegah ADB pada Anak".
Selain faktor pola asuh yang salah, kata dia, faktor lainnya yang menyebabkan terjadinya kekerasan terhadap anak adalah ekonomi, serta pengaruh gawai dan sosial media.
Baca juga: Kementerian PPPA sebut pola pengasuhan masa kini perlu libatkan anak
"Hampir semua kekerasan yang dialami oleh anak-anak itu sumbernya dari handphone," kata Menteri PPPA Arifah Fauzi.
Untuk itu pihaknya menekankan pentingnya orang tua mengawasi aktivitas anak.
"Ini kalau kita sebagai orang tua tidak bisa memberikan pengawasan kepada anak, maka bahaya mengintai mereka. Karena sebetulnya kecanggihan teknologi di dunia digital ini, satu sisi memang sangat kita butuhkan. Tetapi di sisi lain bila kita tidak bisa mengawasi anak-anak, maka akan ada dampak negatif yang akan menimpa mereka," ucapnya.
Kemudian yang keempat adalah faktor lingkungan. "Lingkungan ini juga sangat berpengaruh. Ketika anak-anak kita salah memiliki teman atau berada di lingkungan yang kurang baik," kata Menteri PPPA Arifah Fauzi.
Baca juga: Menteri Arifah ajak anak-anak gunakan gawai hanya untuk hal positif
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.