Banjarbaru (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq meminta Aparat Penegak Hukum (APH) di daerah segera menyegel lahan jika menemukan titik kebakaran hutan dan lahan (karhutla) baik lahan milik individu maupun perusahaan.
“Ada yang terbakar langsung segel aja, jangan segan dan ragu, sambil menunggu penyelidikan siapa yang membakar,” kata Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq usai Rapat Koordinasi Pengendalian Karhutla di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Kamis.
Dalam rakor karhutla di Kalsel ia meminta APH bertindak cepat ketika proses penyelidikan dan begitu pemilik datang meninjau lahannya, maka dapat segera dimintai keterangan untuk diproses.
Baca juga: Delapan perusahaan konsesi hutan di Kalsel diduga terlibat karhutla
“Paling tidak, upaya ini adalah langkah hukum untuk penanganan dini,” ujar Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq.
Hanif pun mengimbau seluruh provinsi agar APH mulai dari Polda hingga Polres memberikan tanda-tanda di areal yang terbakar, baik milik individu maupun perusahaan, sebagai bentuk penindakan awal.
Terkait karhutla ini, kata di, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) tidak memandang unsur kesengajaan ataupun kelalaian, semua disamaratakan dan ditindak jika lahan terbakar, karena pemilik lahan bertanggung jawab penuh dan telah diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Hanif menyinggung beberapa contoh lahan yang hangus akibat karhutla dan beberapa lama setelah kejadian kebakaran muncul pohon kelapa sawit baru.
Baca juga: Menteri LH: Butuh teknologi permanen untuk cegah karhutla
Oleh karenanya ia menekankan kejadian seperti ini harus menjadi atensi, utamanya peningkatan pengawasan APH pada lahan-lahan milik perusahaan.
Selain itu Hanif juga mengingatkan peraturan daerah (perda) yang mengizinkan pembukaan lahan maksimal dua hektare dengan cara membakar agar dicabut sebagaimana arahan dari pusat.
“Apalagi jika saat kemarau atau saat siaga darurat karhutla, ini mutlak tidak boleh ya membuka lahan dengan cara membakar,” ujar Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq.
Baca juga: KLH proses 27 korporasi terlibat pembiaran karhutla pada 2025
Pewarta: Tumpal Andani Aritonang
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.