Bengkulu (ANTARA) - Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding menyatakan pentingnya pembangunan Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) di Provinsi Bengkulu untuk memberikan kemudahan bagi calon pekerja migran di daerah itu.
"Karena komitmen pemda (Pemerintah Provinsi Bengkulu) yang cukup baik, termasuk bupati dan wali kota, maka saya akan mengusulkan ke Menpan RB untuk segera ada kantor balai kami yang disebut BP3MI di Bengkulu," kata Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding di Bengkulu, Senin.
Dia mengatakan pentingnya keberadaan BP3MI demi memastikan masyarakat Bengkulu yang akan menjadi pekerjaan migran benar-benar mendapatkan pelayanan dan perlindungan yang optimal.
"Supaya warga Bengkulu yang mau bekerja ke luar negeri tidak harus ke Palembang (Provinsi Sumatera Selatan), kalau ingin mengurus dan memenuhi keperluan lainnya sebelum keberangkatan)," kata dia.
Baca juga: Menteri Karding: Usaha getuk purna migran bukti "pulang Jadi juragan"
Saat ini, lanjut Menteri Karding masyarakat Provinsi Bengkulu untuk akses BP3MI sangat jauh karena masih tergabung dengan BP3MI Palembang, Sumatera Selatan.
"Jadi nanti tidak harus ke Palembang. Tetapi sudah tersedia layanan yang lebih dekat," kata dia lagi.
Menteri Karding ke Bengkulu sebagai apresiasi bentuk keseriusan Pemerintah Provinsi Bengkulu dalam upaya memastikan peningkatan pelayanan, jaminan perlindungan dan juga keterampilan calon pekerja migran dari Bengkulu.
Baca juga: Menteri P2MI minta calo PMI ilegal dihukum seberat-beratnya
Baca juga: Menteri P2MI bantah Jepang tutup akses pekerja migran Indonesia
"Saya hadir di Bengkulu terutama menghargai dan mengapresiasi komitmen pak gubernur untuk menjadikan penempatan pekerja migran Indonesia terampil, menjadi salah satu solusi bagi upaya-upaya kita mengurangi kemiskinan, pengangguran yang ada, khususnya di Bengkulu. Beliau dua minggu lalu secara khusus datang ke kantor kementerian dan kami apresiasi itu," ujarnya.
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
