Menkes sebut biosekuriti bentuk pertahanan baru lindungi negara

4 weeks ago 12

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, biosekuriti harus dipandang sebagai bagian dari sistem pertahanan nasional, karena ancaman kesehatan seperti dari pandemi, penyakit tidak menular, hingga bencana alam dinilai jauh lebih berbahaya dibandingkan perang bersenjata.

“Masalah kesehatan itu merupakan ancaman yang sangat besar bagi keamanan bangsa,” kata Budi saat mendampingi Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin dalam kunjungan ke Marshall Area Yonif TP 843 Patriot Yudha Vikasa, Cibitung, Kabupaten Bekasi, Rabu.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, dia menjelaskan, pandemi COVID-19 menjadi pelajaran penting bahwa kesehatan tidak bisa ditangani hanya oleh Kementerian Kesehatan. Dalam kurun waktu 18 bulan, vaksinasi nasional untuk 270 juta rakyat hanya dapat berhasil karena dukungan lintas sektor, katanya, termasuk TNI.

“Januari (2021) mulai vaksinasi COVID-19, tiga bulan tidak naik-naik angkanya (cakupan vaksinasi). Akhirnya saya minta ke Presiden bahwa sosialisasi tidak bisa dilakukan sendiri, tapi butuh lintas sektor,” ujarnya.

Budi pun menyinggung sejarah untuk menggambarkan skala ancaman kesehatan. Menurutnya, jumlah tentara yang gugur karena peluru lebih sedikit dibandingkan yang meninggal akibat penyakit.

“Perang Dunia II menewaskan puluhan juta manusia. Ada nggak yang lebih besar dari itu? Ada, yaitu perang dengan patogen,” dia mengatakan.

Menurutnya, paradigma perang modern kini tidak hanya sebatas fisik atau militer, tetapi juga perang ekonomi, informasi, kesehatan, dan biosekuriti. Karena itu, katanya, kolaborasi dengan TNI dinilai penting untuk membangun pertahanan kesehatan nasional.

“Kalau boleh saya dilibatkan untuk membangun pertahanan kesehatan ini. Programnya bagaimana membangun konsep ketahanan dari sisi biosecurity baik militeristik maupun non-militeristik,” kata Budi.

Menurutnya, Indonesia termasuk negara rawan bencana alam seperti banjir, gempa, dan longsor. Dalam kondisi darurat, TNI adalah institusi yang paling cepat merespons. Saat ini, pihaknya bersama TNI telah membentuk Emergency Medical Team (EMT) untuk menghadapi bencana maupun ancaman non-militer seperti pandemi.

Dia juga menilai perlunya pasukan cadangan kesehatan selain EMT yang siap diterjunkan menghadapi situasi darurat kesehatan, sebagaimana saat pandemi COVID-19.

Dia menilai, membangun ketahanan kesehatan membutuhkan kerja sama erat lintas pusat dan daerah. Ada tiga fungsi utama yang harus dijalankan: keamanan terhadap pandemi, keamanan terhadap bencana alam, dan keamanan teritorial untuk melindungi soft power bangsa.

“Mari kita bersama-sama menjaga keamanan dan kesehatan rakyat Indonesia dari ancaman musuh yang tidak terlihat seperti COVID-19,” katanya.

Baca juga: Indonesia dan Australia perkuat pertahanan biosekuriti kawasan

Baca juga: Biosecurity buat RI hasilkan produk primer kualitas tinggi

Baca juga: Menkes paparkan upaya menekan angka kematian bayi baru lahir

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |