Menjaga MBG tetap berjalan melayani siswa

2 hours ago 2
Politikus yang tidak hati-hati dengan sikapnya, termasuk dalam program MBG untuk kepentingan pribadi, lambat, namun pasti, akan merasakan dampaknya

Bondowoso (ANTARA) - Meskipun tidak luput dari pro-kontra, Makan Bergizi Gratis atau MBG yang digagas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dengan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka diakui sebagai program yang bertujuan bagus untuk mengantarkan generasi muda berkualitas di masa depan.

Program MBG ini memang tidak langsung berjalan mulus, karena dalam praktiknya menghadapi ganjalan-ganjalan, seperti adanya anak-anak tidak menyukai rasa dari masakan yang disajikan, dan terakhir adanya kasus keracunan pada siswa yang mengonsumsi makanan secara gratis itu.

Mereka yang sejak awal tidak setuju, memilki "amunisi" baru untuk menyerukan agar program MBG ini dihentikan.

Tentu saja, pandangan untuk menghentikan program MBG ini juga bisa dikritisi bahwa kasus yang bersifat sporadis itu tidak bisa digunakan sebagai landasan untuk membubarkan program yang di wilayah-wilayah tertentu dirasakan betul manfaatnya.

Untuk itu Wakil Menteri Sekretaris Negara Juri Ardiantoro menegaskan bahwa program MBG tidak akan dihentikan karena adanya kasus keracunan.

Pemerintah lebih memilih mengakomodasi pandangan mengenai perlunya evaluasi menyeluruh, sehingga program MBG yang bagus ini tetap dijalankan, dengan terus memperbaiki aspek-aspek yang belum sesuai prosedur dan harapan besarnya.

Spirit besar dari program MBG ini, yakni membantu meningkatkan gizi bagi anak-anak Indonesia, harus tetap dijaga dan terus dijalankan. Tentu dengan terus memperbaiki beberapa kasus yang membuat anak-anak sekolah harus dirawat di rumah sakit.

Evaluasi segera telah dilakukan oleh pemerintah dengan pemimpin sektornya adalah Badan Gizi Nasional (BGN). BGN telah menyampaikan sejumlah evaluasi terkait kasus yang sempat menyeret program MBG ini ke ranah perundungan.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban moral, Wakil Kepala (BGN) Nanik Sudaryati Deyang menyampaikan permintaan maaf atas terjadinya keracunan pada anak-anak yang mengonsumsi makanan dalam program MBG.

Pemerintah juga menegaskan mengambil tanggung jawab penuh akibat dari keracunan makan dari program MBG ini dengan menanggung seluruh biaya pengobatan anak-anak yang menjadi korban, bahkan termasuk jika ada orang tua si anak juga menjadi korban karena ikut memakan jatah dari MBG.

Pemerintah, lewat BGN juga meminta maaf kepada rakyat Indonesia atas peristiwa keracunan makanan yang dialami siswa setelah mengonsumsi makanan dari MBG.

Nanik Sudaryati Deyang juga menyampaikan hasil evaluasi, dengan kesimpulan sebesar 80 persen kejadian keracunan itu disebabkan karena tidak dipatuhinya standar operasional prosedur (SOP) pengolahan dan penyajian oleh mitra BGN maupun tim BGN, khususnya di satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG).

Pemerintah mengakui juga mengenai pengawasan yang masih harus dimaksimalkan terhadap proses penyediaan makanan dalam program MBG ini.

Karena itu, ditegaskan bahwa ke depan, pemerintah tidak akan menoleransi mitra yang melakukan pelanggaran terhadap SOP yang berkaitan langsung dengan keselamatan anak-anak penerima MBG ini. Bahkan, mereka bisa terancam dengan proses hukum jika standar operasional itu tidak dijalankan dengan serius.

Baca juga: Agar keracunan Makanan Bergizi Gratis tidak berulang

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |