Makassar (ANTARA) - Mendiktisaintek Brian Yuliarto, mengatakan pelaksanaan Kongres Ilmuan Muda Indonesia (KIMI) IV menjadi strategis sebagai wadah berkumpul membangun aliansi dan kemitraan ilmiah demi kemajuan bangsa.
"Kita berkumpul untuk membangun aliansi dan kemitraan ilmiah. Penemuan besar berikutnya kemungkinan tidak akan datang dari satu laboratorium saja tetapi dari jaringan dan kemitraan para pemikir,' ujarnya melalui pidato kuncinya pada pembukaan KIMI IV terpantau dari Makassar, Senin.
Kongres KIMI yang terintegrasi dengan Indonesia-Australia Young Scientist Forum (IAYSF) ini dilaksanakan Akademi Ilmuan Muda Indonesia (ALMI) di Unhas, Sulsel, 8-10 Desember 2025.
Mendiktisaintek menjelaskan, melalui KIMI ini, kita membutuhkan lebih dari sekadar kecerdikan individu yang menghasilkan inovasi sains dan teknologi, tetapi juga jaringan yang mempercepat dampaknya.
"Jaringan adalah mekanisme yang mengubah penelitian mentah (output) menjadi solusi yang dapat diterapkan secara luas hasilnya bagi masyarakat," ujar Prof Brian.
Konsul Jenderal Australia di Makassar, Todd Dias mengatakan forum ini memungkinkan peneliti awal dan madya karier dari Indonesia dan Australia untuk terhubung, bertukar ide dan menjalin kolaborasi yang akan membentuk masa depan kerja sama ilmiah Asia Tenggara dan Oseania.
Sementara Ketua ALMI Dr Lilis Mulyani mengatakan Indonesia memiliki banyak sumber daya manusia atau ilmuan muda
yang sudah memiliki tingkat pendidikan yang tinggi rata-rata S1, S2, S3. Bahkan banyak mendapatkan beasiswa S3 di luar negeri.
Ia menyampaikan, mayoritas anggota ALMI adalah lulus luar negeri dan para ilmuan ini merasa memiliki satu kesamaan visi ingin membangun untuk bangsa dan negara Indonesia.
"Kita ingin ilmuwan muda hadir membawa dampak nyata bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Ikatan melalui forum ini juga diharapkan dapat menginspirasi ilmuwan muda lainnya untuk turut berkontribusi,” ujar Dr Lilis.
Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
