Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menekankan perguruan tinggi di Indonesia bukanlah menara gading dan harus bisa menjadi lokomotif perubahan.
"Kampus bukan menara gading, tapi harus jadi lokomotif perubahan," kata Mendiktisaintek Brian Yuliarto melalui keterangan di Jakarta, Senin.
Mendiktisaintek menekankan perguruan tinggi memegang peran sentral dalam menghadapi berbagai tantangan, seperti perubahan iklim, ketimpangan ekonomi, dan disrupsi teknologi.
Baca juga: Mendiktisaintek: Peneliti di kampus terkoneksi dengan pelaku industri
Ia menilai tingkat penyelesaian pendidikan tinggi yang baru mencapai sekitar 10 persen dari populasi usia produktif di Indonesia menjadi hambatan signifikan dalam peningkatan daya saing bangsa.
Menurut dia, stagnasi kontribusi sektor manufaktur berteknologi tinggi yang berada di angka 30 persen sejak 2013 turut disoroti sebagai indikasi deindustrialisasi yang perlu segera diatasi melalui kolaborasi antara kampus, industri, dan pemerintah daerah.
Ia menegaskan dorongan transformasi juga tak bisa dipisahkan dari pentingnya membangun budaya ilmiah yang produktif dan berkelanjutan.
Baca juga: Mendiktisaintek: Pendidikan tinggi memegang kunci Indonesia Emas 2045
"Semakin maju sebuah negara, semakin besar kebutuhan akan talenta sains dan teknologi," ujar Mendiktisaintek Brian Yuliarto.
Mendiktisaintek menyampaikan pentingnya penguatan peran perguruan tinggi dalam mendukung industri lokal berbasis sumber daya alam.
Ia juga mendorong adanya inklusivitas dalam pendidikan tinggi di Indonesia, dimana hingga saat ini baru 114 perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki Unit Layanan Disabilitas (ULD), meskipun keberadaannya telah diamanatkan dalam berbagai regulasi nasional maupun konvensi internasional.
"Kesetaraan pendidikan bagi penyandang disabilitas bukan pilihan tapi kewajiban," ucap Mendiktisaintek Brian Yuliarto.
Baca juga: Mendiktisaintek dorong kampus jadi pusat inovasi dan solusi daerah
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.