Makassar (ANTARA) - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek) Prof Satriyo Soemantri Brojonegoro, menyampaikan apresiasi atas capaian-capaian Unhas dalam mengembangkan diri sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH).
“Capaian Unhas jauh lebih maju dari yang saya perkirakan. Karena itu, saya sangat terharu dan bangga atas capaian yang dilakukan Unhas sebagai PTNBH,” ucapnya mengawali sambutannya pada Pertemuan Majelis Senat Akademik PTNBH se-Indonesia di Unhas Hotel and Convention, Makassar, Jumat.
Menurut Mendiktisaintek, meski masih ada beberapa indikator yang masih kurang, tapi secara umum Unhas berkembang sangat signifikan. Bahkan lebih signifikan dari beberapa PTNBH yang lebih awal berdiri, tapi itu dimaklumi karena mungkin ada kendala sehingga tidak bisa secepat dengan Unhas.
Dirinya menyampaikan agar capaian-capaian Unhas tersebut dapat diikuti oleh PTNBH lainnya. Bagaimana mengelola PTNBH dengan keterbatasan yang ada dan memanfaatkan peluang serta kerja sama dan leadership dari seorang rektor untuk bisa memaksimalkan semua potensi yang ada.
"Jadi mohon PTNBH lainnya agar bisa mengikuti jejak langkah Unhas dengan mencari terobosan-terobosan oleh masing-masing PTNBH,” harap Satriyo.
Baca juga: Rektor Unhas ajak Majelis Senat PTNBH bantu pengembangan kampus di KTI
Sebelumnya, Rektor Universitas Hasanuddin Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc., memberikan paparan materi berkaitan dengan “Tantangan dan Peluang Unhas sebagai PTNBH dalam menjalankan tridharma PT”
Pada kesempatan tersebut, Prof JJ menjelaskan proses Unhas sebagai Kampus PTNBH, yang mana sudah dimulai sejak 2015 melalui persiapan perubahan statuta.
Unhas sebagai kampus berbadan hukum, setidaknya ada beberapa tantangan yang dirasakan seperti minimnya anggaran dari pemerintah pusat, pengelolaan sumber daya mandiri, termasuk rekruitmen, namun tanpa alokasi penuh untuk formasi PNS. Meski leluasa merintis bisnis, kewenangan pemanfaatan asset dan kemitraan dengan investor masih terbatas.
“Tantangan ini tentu untuk dihadapi bersama, sebagai PTNBH, Unhas menunjukkan eksistensinya melalui berbagai capaian yang dihasilkan melalui peningkatan kualitas pendidikan, riset dan inovasi agar mampu bersaing di tingkat internasional.
Hingga saat ini, kata dia, Unhas memiliki 83 prodi akreditasi internasional hingga optimalisasi kelas internasional. Tidak hanya itu, Unhas memperluas kolaborasi internasional bersama mitra strategis. Setidaknya, ada lebih 400 mitra yang tersebar lebih dari 30 negara.
Baca juga: Unhas masuk lima besar FK terbaik di Indonesia
Selain penguatan kolaborasi internasional, Unhas juga secara aktif terlibat dalam berbagai konsorsium yang memiliki dampak besar kepada masyarakat, salah satunya Program PAIR Sulawesi.
Dimana, kata dia, Unhas memimpin program riset kolaboratif dengan universitas top Indonesia dan Australia, berfokus pada perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan. Sebagai pemimpin konsorsium, Unhas berperan dalam mengembangkan kebijakan berbasis sains untuk Sulawesi.
Lebih lanjut, Prof JJ menambahkan, terjadi ketimpangan pendidikan kawasan timur dan barat, salah satunya ditandai dengan partisipasi sekolah di wilayah timur rendah karena faktor ekonomi, jarak, dan fasilitas terbatas.
Jika tidak diatasi, generasi muda akan semakin tertinggal. Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk pendidikan menengah di wilayah Barat seperti Jawa mencapai 80,5 persen, sementara di wilayah Timur seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) hanya 65,2 persen dan Maluku 68,4 persen.
“Unhas hadir sebagai penyeimbang kualitas pendidikan timur dan barat, ketimpangan akses pendidikan dan riset yang kemudian menjadikan Unhas pusat pertumbuhan yang menghubungkan kawasan timur dengan pusat ekonomi nasional,” tambah Prof JJ.
Baca juga: RS Unhas-CSC buka perawatan stem cell layani KTI
Baca juga: Unhas-Untad kerja sama penjaminan mutu dan pengembangan pembelajaran
Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025