Jakarta (ANTARA) - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menekankan semua anak bangsa dari latar belakang apa pun memiliki peluang yang sama untuk meraih prestasi di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
"Saya sendiri bangga. Kenapa? Karena anak-anak yang masuk (IPDN) itu sebagian besar anak-anak yang, mohon maaf (dari kalangan) rakyat biasa ya. Tadi 10 besarnya, yang nomor satu itu anak tukang bakso," kata Tito usai melantik Pamong Praja Muda lulusan IPDN Angkatan XXXII Tahun 2025 di Kampus IPDN Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Senin.
Tito menambahkan 10 lulusan terbaik IPDN Angkatan XXXII, mayoritas berasal dari kalangan masyarakat sederhana, seraya menyebut, banyaknya lulusan terbaik dari kalangan sederhana tersebut menandakan bahwa proses pendidikan di IPDN telah berjalan secara optimal.
Ia berharap para aparatur sipil negara (ASN) lulusan IPDN dapat bekerja secara profesional dan berintegritas. Selain itu, mereka juga diharapkan mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di luar negeri.
Mendagri menjelaskan, ada beberapa keunggulan apabila lulusan IPDN menempuh pendidikan lanjut di kampus luar negeri, antara lain memiliki jaringan dan wawasan yang luas, serta dapat merasakan kultur yang baik. Dengan demikian, mereka dapat mengimplementasikan hal-hal positif tersebut di Tanah Air.
"Pulang ke Indonesia, mereka membuat kultur yang baik, menularkan kepada ASN yang lainnya. Harapan saya ASN juga akan terjadi revolusi mental dengan kultur yang baik," imbuhnya.
Sementara itu, dalam kesempatan terpisah, lulusan terbaik IPDN Angkatan XXXII Tahun 2025, Suwandi, menjelaskan bahwa perjuangannya mengikuti seleksi masuk IPDN bukanlah hal yang mudah.
Pamong Praja Muda (PPM) asal Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, itu mengenang banyaknya tantangan yang dihadapi saat proses seleksi. Namun berkat usaha keras, doa, dan dukungan orang tua, ia berhasil mengenyam pendidikan di Lembah Manglayang.
"Waktu itu juga waktu COVID-19, tentunya banyak rintangan, banyak tantangan yang dihadapi. Namun tidak menyurutkan semangat saya untuk menjadi seorang Praja IPDN," ungkap Suwandi, yang merupakan anak dari seorang penjual bakso.
Ia bertekad untuk menjalankan tugas pengabdian sebaik mungkin. Ia pun berpesan kepada generasi muda agar terus semangat dan tidak menyerah. Halangan, menurutnya, bukan berarti batasan untuk meraih kesuksesan.
"Untuk itu kami mohon doanya semoga kami dapat dilancarkan dalam tugas-tugas, dalam pelaksanaan tugas nantinya," tuturnya.
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Azhari
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.