Menbud bahas penguatan akses digital terhadap manuskrip bersejarah

13 hours ago 5
keterbukaan akses sangat krusial untuk menjembatani generasi masa kini dengan warisan intelektual bangsa

Leiden, Belanda (ANTARA) - Menteri Kebudayaan Fadli Zon membahas penguatan akses publik Indonesia terhadap manuskrip langka dan arsip-arsip terkait sejarah nasional Indonesia di Perpustakaan Universitas Leiden secara digital, Sabtu.

Menteri Fadli berdiskusi dengan Direktur Perpustakaan, Kurt De Belder, dan Direktur Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV) Belanda, Profesor Dr Wim van den Doel.

"Kolaborasi dalam digitalisasi, pelatihan, dan keterbukaan akses sangat krusial untuk menjembatani generasi masa kini dengan warisan intelektual bangsa," ujar Fadli dalam siaran pers Kementerian Kebudayaan di Jakarta, Sabtu.

Fadli Zon menilai Perpustakaan Universitas Leiden merupakan pusat pengetahuan dunia terlengkap tentang Asia Tenggara, khususnya Indonesia.

Dia berharap kerja sama dapat diperluas, meliputi digitalisasi manuskrip, pengembangan riset, dan pertukaran keahlian, guna menjadikan warisan dokumenter Indonesia bagian integral dari lanskap pengetahuan global.

Baca juga: Manuskrip Kesultanan Aceh tampil di Islamic Arts Museum Malaysia

Baca juga: Nahdlatut turots pamerkan manuskrip sejarah Islam di muktamar

Menbud secara khusus meminta agar salinan digital koleksi mengenai Pangeran Diponegoro dan Perang Jawa dapat dibagikan kepada Pemerintah Indonesia, untuk mendukung penyelenggaraan pameran nasional 200 Tahun Perang Diponegoro pada Juli 2025 mendatang.

Ia juga menyambut baik gagasan pembangunan "Indonesian Global Digital Library" sebagai fasilitas satu pintu untuk koleksi digital Indonesia di dunia, serta penerjemahan meta-data koleksi manuskrip ke Bahasa Indonesia demi kemudahan akses publik dalam negeri.

Pihak Perpustakaan Leiden mengungkapkan bahwa lebih dari separuh koleksi berkaitan dengan Indonesia telah mereka digitalisasi, mencakup koran, majalah, serta manuskrip dan naskah-naskah kuno.

Koleksi digital ini secara aktif diakses oleh peneliti, mahasiswa, seniman, hingga masyarakat umum dari Indonesia.

Baca juga: Manuskrip kuno digitalisasi kolektor untuk lestarikan sejarah

Baca juga: DPR Janji Selamatkan Manuskrip Sejarah

Penggunaan teknologi mutakhir seperti "International Image Interoperability Framework (IIIF) dan riset model bahasa berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk membaca "naskah lontar" turut dilakukan sebagai langkah inovatif untuk memperluas akses.

Kolaborasi erat juga terjalin dengan Perpustakaan Nasional RI (PNRI) dan Arsip Nasional RI (ANRI) dalam program digitalisasi dan nominasi memori kolektif dunia (Memory of the World) dari UNESCO, seperti Hikayat Aceh, Panji Manuskrip, Babad Diponegoro, La Galigo, dan arsip surat-surat Kartini.

Perpustakaan Leiden juga menawarkan fellowship riset setiap tahun bagi peneliti Indonesia. Meskipun demikian Direktur Perpustakaan mengakui bahwa keterlibatan akademisi Indonesia masih perlu ditingkatkan.

Kunjungan Menteri Kebudayaan diakhiri dengan peninjauan pameran mini koleksi dokumenter dan arsip langka, bagian dari inskripsi bersama Indonesia dan Belanda dalam UNESCO Memory of the World termasuk Babad Diponegoro dan manuskrip laporan penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Jenderal De Kock (1830), serta surat-surat dalam bahasa Melayu untuk Sultan Sumenep.

Baca juga: Kementerian Kebudayaan perkuat kerja sama beasiswa hingga manuskrip

Baca juga: Menbud upayakan pemulangan manuskrip Keraton Yogyakarta dari Inggris

Baca juga: BRIN teliti manuskrip kuno yang dikoleksi Museum NTB

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |