Jakarta (ANTARA) - Malaysia menyatakan sangat menyesalkan kegagalan berulang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) dalam mengadopsi resolusi yang menuntut gencatan senjata segera dan permanen, serta pencabutan tanpa syarat semua pembatasan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina.
Kementerian Luar Negeri Malaysia dalam keterangan resminya yang diterima di Jakarta, Kamis, menyatakan kegagalan berulang Dewan Keamanan untuk menanggapi salah satu tragedi kemanusiaan paling dahsyat sejak Perang Dunia Kedua, sebagai akibat dari penggunaan hak veto, sangat mengecewakan.
Wisma Putra menegaskan Malaysia sangat menentang pembunuhan warga sipil oleh rezim zionis Israel, genosida yang dilakukan, kelaparan massal yang timbul, serta blokade bantuan kemanusiaan yang digunakan sebagai "senjata" perang.
Di tengah kegagalan Dewan Keamanan, Malaysia menyerukan masyarakat internasional untuk tidak menyerah dalam upaya untuk memastikan perdamaian, keamanan, dan stabilitas di Timur Tengah.
Wisma Putra menekankan rezim zionis Israel harus menyadari bahwa satu-satunya jalan menuju perdamaian dan stabilitas abadi di Timur Tengah adalah melalui pembentukan Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat, berdasarkan ketentuan perbatasan pra-1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Posisi ini dianut secara luas dan disuarakan oleh sebagian besar masyarakat internasional.
Seperti dilaporkan kantor berita resmi Republik Rakyat Tiongkok, Xinhua, Amerika Serikat (AS) pada Rabu (4/6) memveto draf resolusi DK PBB yang menuntut gencatan senjata di Gaza dan pencabutan segera atas semua pembatasan bantuan kemanusiaan.
Draf resolusi itu, yang diajukan oleh 10 anggota terpilih Dewan Keamanan PBB, didukung oleh 14 dari 15 anggota dewan.
Meski demikian, AS, yang memiliki hak veto, menolak draf resolusi tersebut. Draf resolusi itu menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat atas semua sandera yang ditahan oleh Hamas dan kelompok-kelompok lain, serta pencabutan segera dan tanpa syarat atas semua pembatasan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza dan distribusinya secara aman dan tanpa hambatan dalam skala besar.
Veto AS sontak menuai kecaman dari para anggota Dewan Keamanan. Perwakilan tetap China untuk PBB, Fu Cong, mengatakan bahwa China sangat kecewa dengan hasil pemungutan suara pada Rabu tersebut.
Draf resolusi tersebut berisi tuntutan yang paling mendesak dari masyarakat Gaza dan mencerminkan suara mayoritas yang begitu besar dari masyarakat internasional, kata Fu.
"AS sekali lagi telah menyalahgunakan hak vetonya, memadamkan cercah harapan bagi masyarakat di Gaza dan dengan kejam terus membiarkan lebih dari dua juta orang hidup dalam kegelapan. AS harus menghadapi pertanyaan dari masyarakat internasional," lanjut Fu.
Menurut Fu, hasil pemungutan suara pada Rabu itu sekali lagi menunjukkan bahwa akar penyebab ketidakmampuan Dewan Keamanan PBB dalam memadamkan konflik di Gaza adalah karena AS berulang kali memveto permintaan gencatan senjata yang diajukan oleh Dewan Keamanan.
Baca juga: Dewan Keamanan PBB gagal sahkan gencatan senjata Gaza, veto AS dikecam
Baca juga: DK PBB punya wajah baru, 5 negara ini lolos pemungutan suara
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025