LKBN ANTARA: Menyeimbangkan peran "flag carrier" jurnalisme Indonesia

2 weeks ago 8
ANTARA punya modal sejarah, kini saatnya membuktikan bahwa modal itu bisa dipakai untuk masa depan

Jakarta (ANTARA) - Industri media menghadapi tantangan besar. Arus informasi kian deras, media dalam jaringan (daring) swasta tumbuh pesat, sementara kepercayaan publik pada media tradisional menurun.

Di tengah kondisi itu, Perum LKBN ANTARA punya posisi unik, bukan sekadar media, melainkan kantor berita negara dengan mandat menyebarkan informasi publik.

Sebagai "flag carrier jurnalisme Indonesia" LKBN ANTARA memiliki peran strategis dan historis sebagai garda terdepan dalam penyebaran informasi yang mendidik, mencerahkan, dan memberdayakan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Visi ANTARA adalah jurnalisme yang berpihak pada kepentingan bangsa, bukan sekadar industri media.

Pertanyaannya, bagaimana ANTARA bisa tetap relevan di era disrupsi digital? ANTARA berada di dua dunia. Di satu sisi, perusahaan menerima penugasan Public service obligation (PSO) dengan anggaran lebih dari Rp182 miliar pada 2026. Dana itu digunakan untuk memproduksi lebih dari 171 ribu produk berita setahun, mulai dari teks, foto, video, infografis, hingga podcast.

Tugas ini menunjukkan peran besar ANTARA dalam menyediakan informasi publik yang merata.

Di sisi lain, ANTARA juga harus bersaing dengan media swasta yang lebih lincah dan inovatif. Menjalankan dua peran sekaligus tentu tidak mudah.

Secara finansial, ANTARA menunjukkan pertumbuhan. Pendapatan usaha diproyeksikan naik dari Rp531 miliar pada 2025 menjadi Rp602 miliar pada 2026, ditopang pendapatan dari bisnis data.

Reputasi vs disrupsi

Saat ini, ANTARA berada dalam fase penguatan kapabilitas korporat. Mulai 2026, perusahaan memasuki fase scale-up. Kekuatan utama ada pada reputasi sebagai kantor berita negara.

Dalam sebuah penelitian tentang adaptasi media disebutkan, "ANTARA berbeda dari media massa lain karena mandat negara membuatnya tidak bisa hanya mengejar pasar, tetapi juga harus menjaga ekosistem informasi publik."

Reputasi ini memberi legitimasi dan kepercayaan publik. Dukungan pemerintah lewat PSO juga menjamin stabilitas keuangan.

Selain itu, ANTARA memiliki jaringan distribusi luas, yakni media cetak di 33 provinsi, 66 media daring, ratusan unit papan digital (DOOH), serta blok waktu di televisi dan radio.

Dengan jangkauan ini, ANTARA bisa mengklaim sebagai penyedia informasi terbesar di Indonesia.

Namun kelebihan itu bisa menjadi jebakan bila tidak diiringi inovasi. Ketergantungan pada PSO membuat ANTARA rentan pada perubahan kebijakan. Target laba dalam RKAP 2026 pun masih lebih rendah dibanding target jangka panjang RJPP.

Di balik kelemahan, peluang besar terbuka. Dunia bergerak ke arah analitika data. ANTARA berencana mengembangkan layanan berbasis data stream dan menargetkan pelanggan yang selama ini bergantung pada Bloomberg atau Refinitiv.

Bila berhasil, ANTARA bisa naik kelas dari kantor berita menjadi penyedia solusi data strategis.

Peluang lain adalah kemitraan. Sebagai BUMN, ANTARA bisa bersinergi dengan perusahaan lain milik negara, kementerian, hingga pemerintah daerah.

Kepercayaan yang melekat pada statusnya membuat ANTARA bisa berperan sebagai simpul komunikasi. Jangkauan internasional pun tersedia melalui jaringan kantor berita global.

Ancaman tetap datang dari luar. Media digital swasta berkembang cepat, menguasai algoritma media sosial, dan agresif menawarkan model bisnis baru, seperti digital marketing atau konten berlangganan.

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |