Layanan transportasi via drone di China disorot dalam dan luar negeri

3 months ago 25

Jakarta (ANTARA) - China selalu berinovasi serta mengembangkan serangkaian industri yang sedang berkembang (emerging) dan berorientasi masa depan. Kota-kota di perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut turut berupaya meningkatkan berbagai layanan untuk meningkatkan pengalaman dan kepuasan konsumen.

Salah satu layanan yang menjadi viral di dalam maupun di luar China adalah layanan pengiriman via drone. Di beberapa platform media sosial, banyak pemengaruh (influencer) dari sejumlah negara berkunjung ke China untuk melihat langsung layanan tersebut, salah satunyainfluencer kondang asal Amerika Serikat, IShowSpeed.

"Yo, makananku ada di udara!" teriak IShowSpeed ketika drone yang membawa pesanannya terbang mendekat. "Aku benar-benar baru saja memesan KFC dengan drone," katanya. Ia pun berujar beberapa kali bahwa China memang berbeda.

Layanan drone tersebut menawarkan pengiriman makanan, obat-obatan, dan barang-barang esensial lainnya dengan cepat dan efisien. Sebuah rute pengiriman via drone, yang merupakan rute reguler pertama di area Pelabuhan Futian resmi beroperasi di Shenzhen, Provinsi Guangdong, China selatan sejak 2024. Para pelanggan akan menerima pesanan mereka hanya dalam waktu 10 menit setelah melakukan pemesanan.

Seorang warga Hong Kong menunggu pesanan makanannya yang dikirim menggunakan drone di Pelabuhan Futian di Shenzhen, Provinsi Guangdong, China (23/10//2024). ANTARA/Xinhua/Mao Siqian/aa.

SSelain di Shenzhen, sebuah pasar makanan laut (seafood) di Kunming, China barat daya menggunakan drone untuk melakukan pengiriman. Setelah para pelanggan memesan, pengiriman seafood segar ke stasiun penerimaan hanya membutuhkan waktu tidak lebih dari 10 menit.

Pengiriman drone merupakan bagian dari ekonomi ketinggian rendah (low-altitude economy) yang dikembangkan oleh China seiring upaya negara itu dalam mendorong pertumbuhan baru. Menurut Administrasi Penerbangan Sipil China (Civil Aviation Administration of China/CAAC), skala pasar ekonomi ketinggian rendah di China akan melonjak dari 500 miliar yuan (1 yuan = Rp2.263) menjadi 1,5 triliun yuan pada 2025, dan dapat mencapai 3,5 triliun yuan per 2035. Lonjakan signifikan tersebut menunjukkan sebuah industri yang sangat besar.

Pemerintah China secara intensif memanfaatkan ekonomi ketinggian rendah. Sektor tersebut mengacu pada kegiatan ekonomi dan industri yang berpusat pada kendaraan udara berawak maupun nirawak yang beroperasi di wilayah udara tertentu, biasanya pada ketinggian maksimum 1.000 meter di atas permukaan tanah.

Drone pengangkut penumpang di stan EHang pada Pameran Produk Konsumen Internasional China ke-5 di Haikou, Provinsi Hainan, China (14/4/2025). ANTARA/Xinhua/Pu Xiaoxu/aa.

Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |