Laporan Jerman: Masa depan industri mobil bergantung pada China

3 hours ago 3

Frankfurt (ANTARA) - Pasar mobil penumpang global diprediksi akan mencapai rekor tertinggi pada 2025 dan masa depannya akan semakin bergantung pada kerja sama dengan China, demikian menurut sebuah laporan penelitian otomotif Jerman yang dirilis pada Senin (15/12).

Xinhua melaporkan, Rabu, menurut perkiraan Pusat Penelitian Otomotif (Center for Automotive Research/CAR), penjualan mobil penumpang global diproyeksikan akan mencapai 81,3 juta unit pada 2025, level tertinggi dalam delapan tahun terakhir.

China terus memainkan peran penting, baik dalam produksi maupun permintaan.

Direktur CAR Ferdinand Dudenhoeffer menjelaskan bahwa pasar China yang besar dan rantai pasokan terintegrasinya menghasilkan perekonomian yang berskala besar dan bertumbuh, sementara kemajuan dalam baterai daya, kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV), dan kendaraan otonomos membentuk kembali industri otomotif global.

"Mereka (perusahaan) yang tidak hadir di China, tidak hadir dalam bisnis otomotif," kata Dudenhoeffer dalam laporan tersebut.

Di antara 15 pasar otomotif terbesar di dunia, penjualan mobil penumpang di China, Amerika Serikat (AS), India, dan Turkiye diperkirakan akan meningkat lebih dari empat persen pada 2025.

Di sisi lain, pasar otomotif utama Eropa diperkirakan akan membukukan kinerja yang lebih lemah, dengan penjualan di Jerman hanya naik 0,7 persen, sementara Prancis dan Italia diperkirakan akan mengalami penurunan masing-masing sebesar 4,8 persen dan 2,6 persen.

Industri mobil China. (Xinhua)

Untuk 2026, CAR memperkirakan penjualan global akan naik sebesar 2,6 persen ke angka 83,4 juta unit di seluruh dunia. Asia diproyeksikan akan melampaui angka pertumbuhan ini dengan kenaikan sebesar 3,8 persen, yang terutama didorong oleh peningkatan pangsa produksi dan penjualan China.

"Asia menjadi benua yang dominan dalam industri otomotif, dengan China memegang keunggulan yang tak tergoyahkan," tutur Dudenhoeffer.

Pada 2025, lebih dari 60 persen produksi mobil penumpang global terjadi di Asia, dibandingkan dengan sekitar 15 persen di Eropa, menurut laporan tersebut. Jerman dan produsen mobil Eropa lainnya diperkirakan akan mengalami kemerosotan lebih lanjut pada 2026, karena mereka terseret oleh persaingan global yang semakin ketat dan dampak kebijakan tarif AS.

Pewarta: Xinhua
Editor: Michael Teguh Adiputra Siahaan
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |