Jakarta (ANTARA) - Para kreator siniar di Indonesia menilai medium digital itu memiliki peran krusial dalam mewadahi ruang diskusi publik yang jujur di tengah kehidupan bermasyarakat.
Personel Podcast Ancur dan juga penyiar radio Randhika Djamil mengungkapkan bahwa siniar telah menjadi "lapangan bermain yang lebih luas" bagi dia untuk berekspresi secara bebas, berbeda dengan batasan yang kerap ia temui di media konvensional.
"Ini area yang sangat bebas, dan ruang bermainnya sangat membahagiakan," kata Randhika di konferensi pers "Podcast Hunt 2025" di Jakarta, Jumat.
Baca juga: Ajang "Podcast Hunt" kembali cari talenta baru di jagad siniar
Keleluasaan yang diberikan oleh platform seperti Spotify, terhadap topik bahasan selama trio "Podcast Ancur" bergabung hampir enam tahun, menjadi fondasi bagi diskusi terbuka itu.
Pandangan juga didukung oleh Angga Nggok dari siniar Podkesmas. Dia menegaskan, siniar tidak terbatas hanya membahas keseharian, melainkan juga isu-isu serius seperti politik, bisnis, hingga fenomena sosial yang sedang hangat di masyarakat. Hal itu yang memperkaya diskursus publik menjadi lebih luas.
"Menurut gue ruang diskusi siniar itu lebar...ini memperluas peluang," ujar Angga Nggok.
Keberagaman diskusi juga didorong oleh cakupan geografis. Personel Podcast Ancur lainnya Patra Gumala menuturkan bahwa "Podcast Hunt" tahun lalu berhasil menjaring peserta dari berbagai daerah, seperti Malang dan Bali, hingga WNI yang tinggal di Jepang.
"Pendengar menjadi tahu, oh yang di Malang tuh punya pandangan seperti ini. Di Bali tuh seperti ini, oh tinggal di luar negeri seperti ini," kata Patra.
Siniar juga membantu membangun komunitas yang solid dan fleksibel. Diaz Danar, anggota Podcast Ancur, menyebut bahwa mereka berhasil mengumpulkan 80 hingga 100 pendengar setia dalam kegiatan lari bulanan, menunjukkan bahwa diskusi yang mereka angkat tentang hidup sehat di dalam siniar mampu memicu aksi nyata dan interaksi di luar platform.
Baca juga: Kebanyakan pendengar memutar siniar sebelum tidur menurut survei
Spotify kembali menggandeng "Podcast Ancur" untuk menggelar kompetisi "Podcast Hunt 2025," setelah sukses besar pada penyelenggaraan tahun sebelumnya. Kompetisi kali ini akan berfokus pada format video podcast seiring dengan tren pertumbuhan konten visual yang signifikan di platform tersebut.
Kepala Podcast Spotify Southeast Asia Carl Zuzarte dalam acara yang sama mengatakan konsumsi video podcast di Indonesia meningkat 75 persen dibanding tahun sebelumnya, dan jumlah kreatornya juga tumbuh dengan persentase yang sama.
"Di Indonesia saat ini, dari 10 podcast teratas, enam di antaranya adalah video. Sinyalnya sangat jelas. Video adalah ruang di mana pengguna dan kreator dapat benar-benar berinteraksi dan tumbuh bersama," ujar Zuzarte.
Tahun ini, Angga Nggok dari Podkesmas, Kai Soerja dari "In Her View", dan Arif Brata dari "Ampat & ABG Siniar" duduk sebagai juri. Ajang pencarian video podcaster itu terbuka untuk peserta dari seluruh Indonesia dengan genre apapun.
Kali ini, peserta akan diwajibkan untuk mencantumkan daerah asal podcast mereka agar nantinya persebaran wilayah peserta dapat teridentifikasi.
Baca juga: Survei ungkap orang Indonesia lebih suka podcast video dibanding audio
Baca juga: Gemini kini bisa ringkas dokumen jadi bentuk unik "podcast"
Baca juga: YouTube miliki 1 miliar pendengar podcast aktif setiap bulannya
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.