KP2MI-Dubes Kuwait bertemu bahas penempatan pekerja migran terampil

3 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) membahas penempatan pekerja migran terampil Indonesia ke Kuwait dalam pertemuan Wakil Menteri P2MI Christina Aryani dengan Duta Besar Kuwait untuk Indonesia, Khalid Jassim Al Yassin.

"Ini menjadi momentum yang baik untuk membahas optimalisasi peluang penempatan pekerja migran di Kuwait," kata Christina dalam pertemuan di Kantor KP2MI Jakarta, pada Selasa, sebagaimana keterangan pers Kementerian tersebut pada Rabu.

Dubes Khalid menyerahkan surat kepercayaan kepada Presiden Prabowo Subianto pada November lalu dan langsung mengambil langkah proaktif dengan menjalin komunikasi dengan kementerian-kementerian terkait, termasuk Kementerian P2MI.

Dalam pertemuan itu, Wamen Christina dan Dubes Khalid membahas penempatan pekerja migran ke Kuwait, khususnya untuk sektor-sektor profesional.

Sektor-sektor yang menjadi perhatian antara lain hospitality, perawat, pertanian modern serta minyak dan gas (migas).

"Untuk sektor perawat, terbuka kemungkinan menggunakan skema kerja sama pemerintah ke pemerintah atau G to G," kata Christina.

Nantinya, berbagai peluang penempatan pekerja migran terampil Indonesia akan bekerja sama dengan Public Authority of Manpower (PAM) Kuwait sebagai lembaga pemerintah yang bertanggung jawab mengatur pasar tenaga kerja dan mengawasi urusan ketenagakerjaan di sektor swasta dan perminyakan.

Selain membahas sektor-sektor profesional untuk penempatan pekerja migran Indonesia, pertemuan tersebut juga membahas kondisi ketenagakerjaan di Kuwait yang saat ini banyak bergantung pada pekerja migran asing.

Sementara, jumlah pekerja migran Indonesia di Kuwait masih relatif kecil dibandingkan negara lain, yaitu masih di bawah enam ribu orang. Sedangkan India telah mencapai satu juta orang dan Filipina sekitar 250 ribu orang.

"Ini menunjukkan masih terbukanya ruang bagi peningkatan penempatan pekerja migran kita di Kuwait," jelas Christina.

Dia mengatakan bahwa Pemerintah Kuwait juga menyampaikan adanya legislasi baru yang memberikan cakupan pelindungan lebih baik bagi pekerja migran.

Hal itu, menurut dia, menjadi faktor penting dalam upaya penguatan kerja sama penempatan yang aman dan berkelanjutan.

Christina menambahkan bahwa kompetensi kemampuan bahasa juga menjadi salah satu aspek penting penempatan pekerja migran di Kuwait.

Dia mencontohkan kemampuan bahasa Arab yang diperlukan untuk sektor hospitality, minyak dan gas, serta pertanian. Sedangkan di sektor kesehatan, perawat diprioritaskan bisa berbahasa Inggris.

"Kami sepakat melanjutkan pembahasan teknis melalui pertemuan daring dengan lembaga dan kementerian terkait di Kuwait guna memetakan sektor prioritas dan skema penempatan yang paling memungkinkan," katanya.

"Kami ingin memastikan setiap peluang penempatan ke Kuwait memberikan manfaat, meningkatkan profesionalisme pekerja migran, serta tetap mengedepankan pelindungan dan kepastian prosedur," demikian kata Christina.

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |