Konservasi penyu Pariaman lepas 800 ekor tukik ke laut sepanjang 2025

4 weeks ago 11
Kami ingin ke depan masyarakat sadar kalau penyu itu harus dibiarkan aja lestari di alamnya tanpa ada gangguan sama sekali,

Pariaman (ANTARA) - UPTD Konservasi dan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Sumatera Barat mencatat konservasi penyu di Kota Pariaman telah melepaskan 800-an ekor tukik atau anak penyu ke laut sepanjang 2025.

"Rilis (pelepasan) tukik kami lakukan setiap tahun, cuman kami tidak memasang target, untuk tahun ini sudah ada 800-an ekor," Kepala UPTD Konservasi dan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan DKP Sumbar Wandi Afrizal di Pariaman, Rabu.

Ia mengatakan, anak penyu yang dilepaskan ke laut tersebut ditetaskan di konservasi yang telurnya didapatkan dari masyarakat yang mengantar ke konservasi.

Ia menyampaikan, pihaknya menerapkan sistem adopsi terhadap telur penyu yang diantarkan masyarakat tersebut dan mengganti uang transportasi masyarakat dengan hitungan Rp3.150 per butir telur.

Baca juga: BTID melepasliarkan tukik maknai hari suci "Tumpek Kandang"

Namun, lanjutnya pihaknya mendorong masyarakat untuk tidak mengambil telur penyu secara masif di alam. Pengambilan telur penyu, kata dia hanya boleh dilakukan di sarang atau lokasi indukan menyimpan telur-telurnya yang rawan atau membahayakan keamanan telur mulai dari masyarakat yang ingin mengonsumsi dan menjualnya hingga terkaman hewan lainnya.

"Kami ingin ke depan masyarakat sadar kalau penyu itu harus dibiarkan aja lestari di alamnya tanpa ada gangguan sama sekali," katanya.

Ia menjelaskan kehadiran konservasi penyu di Pariaman untuk mengedukasi terkait hewan yang dilindungi undang-undang tersebut sehingga masyarakat tidak lagi menangkap, memperjualbelikan apalagi mengonsumsi.

Ia menambahkan meskipun pelepasan anak penyu itu saat ini ditawarkan kepada wisatawan dengan tarif Rp5 ribu per ekor namun pihaknya sedang mempersiapkan wacana pelepasan yang lebih konservatif.

Baca juga: TCEC: 4.000 tukik telah dilepasliarkan di laut Pulau Serangan Bali

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mengungkapkan warga di provinsi itu masih banyak mengonsumsi telur penyu karena percaya dengan mitos bahwa telur dari reptil laut yang dilindungi itu memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.

"Padahal dari segi kesehatan telur penyu kurang baik untuk kesehatan, lebih baik telur ayam, itik dan telur lainnya," kata Wakil Gubernur Sumbar Vasko Ruseimy saat mengunjungi UPTD Penangkaran Penyu di Pariaman.

Ia mengatakan, warga Sumbar harus sadar dan tidak percaya dengan mitos yang berkembang di tengah masyarakat terkait manfaat mengonsumsi telur penyu.

Pewarta: Rahmatul Laila
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |