Kondisi Pelabuhan Tanjung Perak usai kedatangan kontainer Cs-137

3 hours ago 2

Surabaya (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengungkap kondisi Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang dinyatakan normal sehingga aktivitas operasional tetap berjalan seperti biasa, setelah pekan lalu kedatangan satu kontainer berisi cengkeh suspek radioaktif cesium (Cs)-137.

Direktur Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara KLH Nixon Pakpahan memastikan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cs-137 telah memisahkan kontainer berisi komoditas ekspor yang ditolak masuk ke negara Amerika Serikat tersebut.

"Penanganan setibanya di Terminal Petikemas Surabaya, kontainernya dinyatakan tidak terdeteksi Cs 137," katanya kepada wartawan di Surabaya, Selasa.

Baca juga: Satgas Cs-137: Paparan radioaktif pada kontainer cengkeh relatif kecil

Komoditas cengkeh yang berada di dalamnya kemudian dipisahkan untuk diperiksa lebih lanjut oleh otoritas yang ditunjuk Pemerintah Indonesia, yaitu Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).

Komoditas ekspor tersebut dinyatakan sebagai suspek Cs-137 oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) sehingga dikembalikan ke Tanah Air melalui Terminal Petikemas Surabaya.

"Terhadap yang disebutkan oleh berita FDA itu sudah dipisahkan. Nanti itu yang akan diperiksa lebih lanjut," ujar Nixon.

Baca juga: Satgas sebut gudang cengkeh di AS kosong imbas kasus zat radioaktif

Menurutnya proses pemeriksaan terhadap suspek Cs-137 dilakukan oleh otoritas BRIN dan Bapeten melalui proses saintifik.

"Kita menunggu otoritas yang melakukan pemeriksaan sampai kemudian mereka yang berotoritas itu nanti menyatakan apa memang benar sesuai seperti disampaikan oleh pihak luar sebagai suspek atau tidak," ucapnya.

Nixon meminta masyarakat untuk bersabar menunggu hasil pemeriksaan yang masih sedang dilakukan oleh otoritas BRIN dan Bapeten.

Baca juga: Satgas pastikan satu kontainer cengkeh diduga terpapar radioaktif

"Dalam pola kerja kita, ada pihak yang berotoritas. Kami dari LHK pun tidak boleh menyatakan sekarang itu sudah suspek atau tidak. Biarkan yang berotoritas itu nanti yang menyatakan statusnya kepada kita semua," tuturnya.

Direktur Pemulihan Lahan Terkontaminasi dan Tanggap Darurat Limbah B3 non B3 KLH Vinda Damayanti Ansjar mengaku masih terus berkoordinasi dengan BRIN dan Bapeten, khususnya untuk menentukan langkah-langkah penanganan selanjutnya.

"Kemungkinan akan dimusnahkan apabila komoditas cengkeh tersebut nantinya dinyatakan terkontaminasi Cs-137," katanya.

Baca juga: BPOM berikan penjelasan ke FDA AS, pastikan keamanan produk ekspor RI

Baca juga: Pemerintah sebut produk cengkih terpapar Cs-137 berasal dari Lampung

Pewarta: Willi Irawan/Hanif Nashrullah
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |