Jakarta (ANTARA) - Komisi Nasional Disabilitas (KND) meninjau pelaksanaan Sekolah Rakyat di Kota Jayapura, Provinsi Papua sekaligus memberikan edukasi mengenai pendidikan yang inklusif guna merangkul murid disabilitas.
Komisioner KND Kikin Tarigan menilai Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Jayapura telah memberikan edukasi yang informatif mengenai perspektif disabilitas bagi para siswa yang berasal dari Kota Jayapura dan Kabupaten Biak.
“Setidaknya para siswa mulai mengenal berbagai ornamen dan peralatan yang berkaitan dengan disabilitas, ditambah lagi kehadiran jajaran pendamping dari Balai Kemensos tersebut cukup memberikan perspektif dasar kepada siswa,” Kata Kikin Tarigan dalam pernyataan tertulis di Jakarta pada Rabu.
Lebih lanjut, Kikin juga mengingatkan terkait ragam disabilitas yang tidak kasat mata, seperti disabilitas mental dan intelektual sehingga penting untuk membangun perspektif inklusif sedini mungkin.
Baca juga: Kementrans bangun Sekolah Rakyat di area transmigrasi Papua-Sumba
Ia menerangkan sosialisasi dan edukasi pengarusutamaan isu disabilitas harus disampaikan secara berkesinambungan kepada siswa-siswi, guru dan pamong guna membangun sikap inklusif sehingga memastikan pelaksanaan Sekolah Rakyat inklusif dan ramah disabilitas.
“Perspektif ini penting disampaikan sejak awal, sehingga kelak teridentifikasi maka para siswa dapat saling mendukung karena Sekolah Rakyat harus inklusif dan terbuka untuk semua termasuk bagi disabilitas,” imbuhnya.
Baca juga: Wamen berharap Sekolah Rakyat menyasar anak-anak pekerja migran
Pada kesempatan itu, Kikin menambahkan KND juga mengapresiasi semangat anak-anak dalam mengikuti Sekolah Rakyat yang diharapkan dapat menjadi modalitas bagi mereka.
Pihaknya berharap Sekolah Rakyat dapat mengentaskan anak-anak dari kontekstual kemiskinan melalui pendidikan.
Baca juga: Siapkan 10 Ha, Kemensos survei pembangunan Sekolah Rakyat di Mimika
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
