Jakarta (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq menyebut pihaknya telah menyusun Rencana Perlindungan Pengelolaan Mutu Air untuk mengurangi pencemaran di sungai, termasuk sungai tercemar di wilayah Jakarta.
"Kami harus mengukur di setiap segmen berapa pencemar yang dapat dikurangi," ujar Menteri LH/Kepala BPLH Hanif dalam keterangan diterima di Jakarta, Jumat.
Berbicara usai Festival Ciliwung 2024 diselenggarakan KLH dan PT Pertamina (Persero), dia menyebut acara itu bagian dari program jangka panjang Gerbang Biru Ciliwung atau Gerakan Membangun Bersih Indah Lestari Rahayu Ciliwung.
Inisiatif itu meliputi pembangunan ekoriparian, konservasi ikan endemik, dan pembentukan kawasan ekowisata di sepanjang DAS Ciliwung, dengan target pengembangan hingga 2028.
Jakarta dengan 11,4 juta penduduknya sebagian besar bergantung pada air tanah, yang terus dieksploitasi secara masif. Kondisi tersebut, menurutnya, mengancam stabilitas lingkungan dan kehidupan masyarakat di ibu kota.
Sungai Ciliwung menjadi salah satu perhatian utama dalam upaya pemulihan lingkungan oleh KLH/BPLH. Dengan panjang mencapai 193 km dari Bogor hingga Jakarta, sungai itu dibagi menjadi enam segmen, seluruhnya memiliki tingkat pencemaran yang tinggi.
Berdasarkan data yang dimiliki KLH, setiap hari Sungai Ciliwung dibebani rata-rata 53 ton limbah, termasuk sampah domestik, limbah peternakan, dan industri. Dari 38 ribu hektare DAS Ciliwung, hampir 70 persen telah menjadi pemukiman, sementara hanya 24 persen yang masih berupa tutupan hutan di bagian hulu.
Melihat fakta itu, Menteri LH menyebut pemerintah juga berencana membangun infrastruktur pengolahan limbah, seperti digester dan IPAL komunal, dengan total anggaran sebesar Rp1 triliun.
Tidak hanya itu revitalisasi Sungai Ciliwung juga sejalan dengan program nasional Program Kali Bersih (Prokasih) yang berfokus pada pemulihan kualitas air, revegetasi DAS, dan penataan sempadan sungai. Upaya ini mendukung keanekaragaman hayati dan menjadi bagian penting dari RPJMN 2020-2024.
Hanif menyerukan pentingnya perubahan perilaku masyarakat dalam mengelola air. Eksploitasi air tanah yang masif telah menyebabkan penurunan tanah hingga 1,5 cm setiap tahun.
Dia juga menekankan pentingnya pemanfaatan air hujan dan pemulihan fungsi sungai sebagai sumber kehidupan "Kolaborasi dengan masyarakat dan mitra swasta sangat penting, karena pemerintah tidak dapat bekerja sendiri," tutur Hanif.
Baca juga: KLH dan komunitas bersih-bersih Sungai Ciliwung Bogor
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024