LPS: IMK Feburari 2025 indikasikan niat menabung masyarakat membaik

8 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat, niat dan kemampuan menabung konsumen pada Februari 2025 membaik dibandingkan bulan sebelumnya sebagaimana yang tecermin pada Indeks Menabung Konsumen (IMK) dalam hasil Survei Konsumen dan Perekonomian (SKP).

“Dari perkembangan terkini, ini memang selama tiga bulan berturut-turut Indeks Menabung Konsumen mengalami kenaikan. Posisi terakhir itu di 80,2,” kata Direktur Group Riset LPS Seto Wardono saat acara buka puasa bersama media di Kantor LPS, Jakarta, Senin.

IMK Februari 2025 tercatat berada pada level 80,2 atau menguat 0,9 poin dari Januari 2025 yang berada pada level 79,3. Sebelumnya pada November 2024, IMK tercatat pada level 77,0. IMK menguat ke level 79,1 pada Desember 2024 dan 79,3 pada Januari 2025.

Dari komponennya, Indeks Waktu Menabung (IWM) Februari 2025 naik 2,7 poin ke level 90,8. Sedangkan Indeks Intensitas Menabung (IIM) melemah 0,9 poin ke level 69,6.

IWM menunjukkan penilaian konsumen terhadap waktu yang tepat untuk menabung. Adapun IIM menunjukkan penilaian konsumen tentang intensitas dan kemampuan menabung.

“Dari sisi intensitas menabung walaupun mengalami penurunan, tapi sebenarnya konsumen itu optimis dalam melihat prospek menabungnya,” kata Seto.

LPS mencatat, penguatan IWM Februari 2025 karena terjadi peningkatan persentase responden yang menyatakan bahwa tiga bulan mendatang merupakan waktu yang tepat untuk menabung yakni 40,5 persen dari sebelumnya 33,2 persen pada bulan sebelumnya.

Sementara persentase responden yang menilai bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk menabung mengalami penurunan dari 32,4 persen pada Januari 2025 menjadi 26,5 persen pada Februari 2025.

Lebih lanjut, Seto menjelaskan bahwa ada tiga alasan utama yang diungkapkan responden mengenai saat ini menjadi waktu yang tepat untuk menabung antara lain antisipasi kebutuhan mendadak di masa datang (53,6 persen), berencana membiayai pendidikan anak (29,9 persen), dan penghasilan meningkat (21,1 persen).

LPS juga mencatat bahwa alasan adanya tambahan pendapatan seperti melalui tunjangan hari raya (THR), bonus, dan bantuan sosial (bansos), membukukan kenaikan terbesar dibandingkan bulan sebelumnya dari 7,1 persen pada Januari 2025 menjadi 14,9 persen pada Februari 2025.

“Jadi ini alasan-alasan yang mendasari pilihan mereka bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk menabung di bank. Kalau kita lihat juga kenapa kelihatannya responden ini IWM-nya membaik, selain dari tambahan penghasilan terutama untuk yang berpendapatan kecil (ada tambahan) dari dana bansos, itu mereka juga menghadapi inflasi yang rendah,” kata Seto.

Selain IMK, LPS juga melaporkan perkembangan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) Februari 2025 yang naik ke atas level 100. IKK pada periode ini menguat 11,4 poin ke level 107,1 dari sebelumnya level 95,7 pada Januari 2025.

Menurut LPS, perkembangan ini menunjukkan persepsi responden yang lebih optimis dalam melihat kondisi perekonomian dan pendapatannya.

“Indeks Kepercayaan Konsumen ini, kami surveinya sudah dilakukan dan data yang kami tampilkan di sini sejak Januari 2023. Ini memang untuk pertama kali, dia berada di zona optimis. Indeks ini kan cara bacanya, kalau dia di bawah 100 itu respondennya pesimis. Kalau di atas 100, dia optimis,” jelas Seto.

Ia mengatakan, peningkatan optimisme konsumen didorong oleh beberapa faktor salah satunya termasuk stabilitas harga bahan pokok yang didukung oleh panen raya sehingga membantu menekan inflasi pangan.

Selanjutnya, ekspektasi terhadap peningkatan penjualan produk pada bulan Ramadan dan menjelang Idulfitri serta perbaikan infrastruktur menjelang Idulfitri juga turut mendorong optimisme konsumen.

Sebagai informasi, Survei Konsumen dan Perekonomian (SKP) yang dilakukan LPS ini melibatkan lebih dari 1.700 responden rumah tangga di sembilan provinsi antara lain Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten, Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, serta Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.

“IMK dan IKK ini (yang dihasilkan melalui SKP) diharapkan bisa menjadi indikator pelengkap dalam menilai kondisi ekonomi kita,” kata Seto.

Baca juga: LPS melaporkan jumlah rekening yang dijamin mencapai 99,94 persen

Baca juga: LPS: Kinerja perbankan terjaga positif dengan membaiknya risiko kredit

Baca juga: LPS memproyeksikan DPK tumbuh di kisaran 6-7 persen tahun ini

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |