Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan sebanyak 1.200 calon taruna dan taruni dinyatakan lulus seleksi tahap II Penerimaan Peserta Didik Baru (Pentaru) Satuan Pendidikan Tinggi Vokasi Kelautan Perikanan di kementerian itu, Tahun Akademik 2025/2026.
"Berdasarkan hasil seleksi, 1.200 peserta didik baru akan ditempatkan di 11 satuan pendidikan tinggi vokasi KKP yang tersebar dari barat hingga timur Indonesia," kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDMKP) KKP I Nyoman Radiarta di Jakarta, Rabu.
Dia menyebutkan 1.200 peserta didik baru itu akan ditempatkan di Politeknik Ahli Usaha Perikanan (AUP) Jakarta (288 orang), Politeknik Kelautan Perikanan (KP) Sidoarjo (250), Politeknik KP Karawang (107), Politeknik KP Bitung (80), Polliteknik KP Jembrana (80), Politeknik KP Bone (77), dan Politeknik KP Dumai (76).
Selain itu 71 orang akan ditempatkan di Politeknik KP Kupang, 70 di Politeknik KP Sorong, 66 di Politeknik KP Pangandaran, serta 35 orang di AK-KP Wakatobi.
Meski terdapat penyesuaian kuota agar lebih proporsional, akses bagi anak pelaku utama sektor kelautan dan perikanan tetap menjadi prioritas.
Melalui skema afirmasi dan seleksi inklusif, anak-anak nelayan, pembudi daya ikan, petambak garam, hingga pelaku pengolahan dan pemasaran hasil perikanan tetap diberi ruang khusus untuk mengakses pendidikan vokasi berkualitas.
Dia menyampaikan bahwa pendidikan tinggi vokasi KKP sedang melangkah menuju masa depan yang lebih strategis.
Politeknik Kelautan dan Perikanan (Politeknik KP), sebagai pilar utama pendidikan vokasi di sektor ini, kini tengah bertransformasi menjadi Ocean Institute of Indonesia (OII).
Transformasi itu tidak hanya mencakup perubahan nama, tetapi juga arah baru yang menempatkan OII sebagai pusat keunggulan vokasi kelautan bertaraf internasional.
Pendidikan dirancang untuk melahirkan sumber daya manusia yang tangguh, adaptif terhadap perubahan iklim, dan mampu menjawab tantangan global.
“Dengan pendekatan yang lebih terintegrasi dan berbasis kualitas, seleksi ditujukan untuk menjaring calon-calon terbaik yang siap menjadi SDM unggul,” ucap Nyoman.
Seleksi dilaksanakan secara ketat dan komprehensif, mencakup uji akademik, fisik, kesehatan, serta wawancara. Proses ini menjadi gerbang awal bagi generasi muda untuk bergabung dalam sistem pendidikan vokasi kelautan dan perikanan yang kini tengah mengalami transformasi menyeluruh.
"Kebijakan penyesuaian kuota ini tidak semata soal jumlah, melainkan soal peningkatan mutu layanan pendidikan seperti yang ditekankan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono," imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Trenggono menyampaikan pentingnya memberikan pengalaman belajar yang optimal, mulai dari kualitas asrama dan makanan, hingga sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai.
Baca juga: Menteri Trenggono: Pendidikan vokasi harus ciptakan SDM unggul
Baca juga: RI-Korsel bangun aliansi penguatan SDM dan ketenagakerjaan perikanan
Baca juga: KKP perkuat SDM perikanan melalui program belajar berbasis riset
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.