Kenali ciri gejala penyakit asma dan cara mengobatinya

1 month ago 11

Jakarta (ANTARA) - Asma merupakan penyakit kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran pada pernapasan. Kondisi ini menyebabkan gejala seperti sesak napas, mengi, batuk, dan rasa berat di dada.

Penyakit ini dapat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya, terutama jika tidak ditangani dengan baik. Serangan asma dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti alergi, polusi udara, infeksi pernapasan, atau aktivitas fisik yang berlebihan.

Untuk mengelola asma, diperlukan penanganan yang tepat, termasuk penggunaan obat-obatan, menghindari pemicu, serta menerapkan gaya hidup sehat. Berikut merupakan ciri-ciri gejala dan cara pengobatan penyakit asma.

Baca juga: Dokter: Pasien asma disarankan berkumur usai gunakan inhaler

Gejala-gejala asma

Gejala asma dapat bervariasi antara individu, namun beberapa tanda umum yang sering muncul meliputi:

1. Sesak napas

Penderita asma sering mengalami kesulitan bernapas atau merasa napas pendek. Sensasi ini dapat terjadi secara tiba-tiba atau bertahap, terutama saat terpapar pemicu asma.

2. Mengi

Mengi adalah suara siulan atau bersiul yang terdengar saat bernapas, terutama saat mengeluarkan napas. Ini terjadi akibat penyempitan saluran napas.

3. Batuk

Batuk yang terkait dengan asma biasanya lebih buruk pada malam hari atau dini hari. Batuk ini bisa kering atau berdahak dan seringkali sulit dikendalikan.

4. Rasa berat atau nyeri di dada

Penderita asma mungkin merasakan tekanan atau nyeri di dada, yang bisa disertai dengan rasa tidak nyaman saat bernapas.

5. Sulit tidur (Insomnia)

Gejala asma yang memburuk pada malam hari dapat mengganggu tidur, menyebabkan penderita merasa lelah dan lesu pada siang hari.

6. Lelah dan lesu

Karena kurangnya oksigen yang masuk ke dalam tubuh akibat penyempitan saluran napas, penderita asma sering merasa lelah dan lesu, bahkan setelah melakukan aktivitas ringan.

Baca juga: Kemenkes harapkan pemanfaatan skrining ulang tahun untuk deteksi PPOK

Cara mengobati dan mengelola asma

Meskipun asma tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, gejalanya dapat dikendalikan dengan pengobatan dan manajemen yang tepat. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

1. Menghindari pemicu asma

Identifikasi dan hindari faktor-faktor yang dapat memicu serangan asma, seperti debu, asap rokok, bulu binatang, polusi udara, dan alergen lainnya.

2. Penggunaan obat-obatan

- Inhaler Pengendali (Controller): Digunakan secara rutin untuk mengurangi peradangan dan mencegah gejala asma. Biasanya mengandung kortikosteroid yang membantu mengurangi peradangan saluran napas.

- Inhaler Pereda (Reliever): Digunakan saat gejala asma muncul untuk melebarkan saluran napas dan meredakan gejala dengan cepat. Biasanya mengandung bronkodilator kerja cepat.

Baca juga: Pengobatan baru untuk serangan asma dan PPOK

3. Mengikuti rencana penanganan asma

Bekerja sama dengan dokter untuk menyusun rencana penanganan asma yang mencakup pengelolaan gejala harian dan langkah-langkah yang harus diambil saat gejala memburuk.

4. Pemantauan kondisi saluran napas

Secara rutin memonitor kondisi saluran napas dan fungsi paru-paru untuk memastikan asma tetap terkontrol dan menyesuaikan pengobatan jika diperlukan.

5. Pendidikan dan konseling

Meningkatkan pemahaman tentang asma melalui pendidikan dan konseling dapat membantu penderita mengenali gejala awal, mengelola stres, dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat.

6. Vaksinasi

Mendapatkan vaksinasi flu dan pneumonia dapat mencegah infeksi saluran pernapasan yang dapat memicu serangan asma.

Dengan pengelolaan yang tepat, penderita asma dapat menjalani kehidupan yang aktif dan produktif. Menghindari pemicu asma serta menerapkan pola hidup sehat dapat membantu mengurangi frekuensi kambuhnya gejala.

Penting untuk selalu berkonsultasi dengan tenaga medis profesional agar mendapatkan penanganan yang sesuai. Pemantauan kondisi secara berkala juga diperlukan untuk memastikan asma tetap terkontrol dengan baik.

Baca juga: Sheikha Asma bagi cerita menarik sebagai seorang pendaki wanita

Baca juga: Keterlambatan menopause berkaitan dengan risiko asma lebih tinggi

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |