Kemlu: Afrika-Amerika Latin tertarik belajar hilirisasi ke Indonesia

1 month ago 7
Mereka (negara penghasil mineral kritis) ingin belajar dari keberhasilan Indonesia yang tadinya menjual bahan baku, kini diolah dan berhasil meningkatkan nilai 10 kali lipat,

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri menyampaikan negara-negara yang. berasal dari Afrika hingga Amerika Latin tertarik untuk belajar hilirisasi mineral kritis ke Indonesia.

“Mereka (negara penghasil mineral kritis) ingin belajar dari keberhasilan Indonesia yang tadinya menjual bahan baku, kini diolah dan berhasil meningkatkan nilai 10 kali lipat,” ucap Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri Dindin Wahyudin ketika ditemui di sela-sela acara International Battery Summit, Jakarta, Rabu.

Dindin menyampaikan, ketertarikan negara-negara Afrika dan Amerika Latin untuk mempelajari hilirisasi di Indonesia tercermin melalui kehadiran negara-negara tersebut dalam Forum Negara Penghasil Mineral Kritis (Critical Mineral Producing Countries Forum).

Forum tersebut diselenggarakan pada Juni 2025 oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia, dan dihadiri oleh negara-negara penghasil mineral kritis seperti Argentina, Brazil, Kuba, Sri Lanka, Vietnam, Zimbabwe, Kenya, Mozambik, dan lain-lain.

Baca juga: Pupuk Indonesia dan PETRONAS Chemicals Perkuat Sinergi Strategis untuk Ketahanan Pangan dan Hilirisasi Industri

“Jadi, Kemlu khususnya tentu dengan kementerian terkait akan terus mendukung keberhasilan Indonesia dan dikenal di luar negeri,” kata dia.

Lebih lanjut, Dindin juga menyampaikan bahwa saat ini pemerintah sedang mengembangkan standar pertambangan yang sesuai dengan pedoman pembangunan berkelanjutan atau sustainable development, atau mencakup tiga konsep utama, yakni environmental (lingkungan), social (sosial), dan governance (tata kelola).

“Kita harus memulai ESG-nya, ya. Kan pertambangan yang terkait dengan ESG ini penting dan harus kita mulai dari sekarang,” tuturnya.

Standarisasi tersebut, lanjut dia, tentunya akan disesuaikan dengan kebutuhan Indonesia berdasarkan standar internasional yang sudah ada.

Baca juga: Indonesia tak lagi ekspor mineral mentah

Dindin menyampaikan bahwa pengembangan standarisasi tersebut merupakan ranah dari Kementerian ESDM dan Kementerian Lingkungan Hidup.

“Ini yang ditunggu-tunggu oleh negara-negara berkembang yang tadi, yang ingin tahu di mana posisi hilirisasi Indonesia terkait dengan ESG,” kata Dindin.

Baca juga: China masih jadi sumber utama investasi di Indonesia pada H1 2025

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |