Jakarta (ANTARA) - Menteri Transmigrasi (Mentrans) Iftitah Sulaiman Suryanagara mengatakan bahwa Kementerian Transmigrasi (Kementrans) tengah menyiapkan keberangkatan 2.000 Tim Ekspedisi Patriot pada 2025.
Tim Ekspedisi Patriot tersebut terdiri dari para akademisi dan sarjana yang berfokus untuk meneliti potensi yang dapat dikembangkan di kawasan transmigrasi.
Ia menyampaikan di Jakarta, Selasa, bahwa salah satu fokus utama dalam paradigma baru transmigrasi saat ini adalah pengembangan potensi dan sumber daya di kawasan transmigrasi dengan menciptakan korporasi masyarakat sebagai wadah bagi para transmigran untuk membangun usaha secara kolektif dan mandiri.
“Lahan sudah siap, pengusaha juga sudah mendapatkan solusi karena sudah ada korporasi masyarakat,” ucap Iftitah.
Baca juga: Kementrans sebut penyerapan anggaran 27,55 persen per April 2025
Ia menuturkan bahwa Tim Ekspedisi Patriot tidak hanya berperan sebagai peneliti, tapi juga akan menjadi mentor dan pendamping bagi para peserta Program Transmigrasi Patriot yang akan dimulai pada 2026.
Program Transmigrasi Patriot akan memberikan kesempatan bagi anak-anak muda untuk berpartisipasi dalam pengembangan kawasan transmigrasi dengan mengikuti pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat melalui program beasiswa double degree pada jenjang D4, S1, S2, dan S3, baik di universitas lokal, nasional, maupun luar negeri.
Para peserta Transmigrasi Patriot tersebut nantinya akan memberikan pendampingan dan pemberdayaan kepada masyarakat lokal untuk mengembangkan potensi dan sumber daya di kawasan transmigrasi masing-masing.
Untuk mengoptimalkan penyelenggaraan Program Transmigrasi Patriot agar dapat membangun kawasan transmigrasi dan ekonomi terintegrasi berbasis inovasi pendidikan dan teknologi, Kementrans pun menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB).
Baca juga: UI dan Kementerian Transmigrasi kembangkan transmigrasi patriot
Kerja sama antara kedua lembaga tersebut tertuang dalam nota kesepahaman bersama (memorandum of understanding/MoU) yang ditandatangani hari ini.
Iftitah berharap bahwa kolaborasi tersebut dapat mempercepat hadirnya inovasi yang menjawab tantangan pembangunan kawasan transmigrasi, sehingga semakin banyak investor yang tertarik untuk ikut mengembangkan kawasan transmigrasi.
“Orang pintar adalah orang yang mampu menjawab persoalan, maka kami libatkan ITB agar konsep Transmigrasi Patriot ini benar-benar menjawab kebutuhan di lapangan tentang konsep baru transmigrasi,” ujarnya.
Rektor ITB Tatacipta Dirgantara menyambut baik kerja sama tersebut dan berharap kolaborasi antara dunia akademik dan pemerintah dapat menghasilkan program nyata yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
“Harapannya melalui kerja sama ini dapat meningkatkan kapasitas dosen maupun mahasiswa yang nantinya dapat menjadi media pembelajaran di ruang kuliah,” katanya.
Baca juga: Kementrans: Pupuk jiwa wirausaha mahasiswa untuk dukung transmigrasi
Pewarta: Uyu Septiyati Liman
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025