Kemenperin pastikan industri domestik siap suplai ompreng untuk MBG

3 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong optimalisasi peran industri dalam negeri sebagai pemasok salah satu komponen pendukung utama program Makan Bergizi Gratis (MBG), yakni tempat makan atau ompreng (food tray).

"Bahkan, beberapa industri di luar produsen alat dapur turut antusias untuk ikut memproduksi food tray atau ompreng ini guna mendukung berjalannya program MBG,” kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Setia Diarta di Jakarta, Selasa.

Disampaikan dia, beberapa perusahaan yang telah menyatakan kesiapannya antara lain PT Almasindo, PT Arwana Gemilang Sejahtera, PT Inomec Jaya, PT Maspion, PT Multimegah Indahjaya, PT Supra Teratai Metal, serta pelaku industri permesinan di Malang.

Masing-masing perusahaan mampu memproduksi wadah makan sebanyak 100 ribu set per bulan. Tak hanya itu, sebanyak 15 produsen lainnya dari luar sektor peralatan dapur juga menyatakan siap untuk ikut serta dalam produksi barang tersebut, dengan meminta kepastian penyerapan oleh pengelola MBG.

Selanjutnya, Setia menyampaikan kebutuhan peralatan makan dan minum untuk program MBG diperkirakan mencapai 82,9 juta set, terdiri dari sendok, garpu, serta ompreng.

Khusus ompreng, ketentuan yang ditetapkan untuk memenuhi standar meliputi barang berbahan stainless steel 304 dengan ketebalan 0,6 milimeter.

Potensi suplai food tray dari dalam negeri hingga akhir tahun 2025 diproyeksikan mencapai 15 juta set, dengan realisasi saat ini sebesar 300 ribu set, sementara itu penggunaan ompreng impor masih mendominasi.

Hal ini menunjukkan potensi yang besar untuk pemenuhan kebutuhan ompreng dengan produk dalam negeri. Adapun tantangan yang masih dihadapi produsen, yakni bahan baku yang masih bergantung pada impor, karena bahan baku lokal cenderung terlalu tebal, sehingga lebih mahal serta sulit memenuhi deep drawing quality.

Dengan peningkatan kapasitas produksi dan penambahan lini, beberapa industri telah meningkatkan utilisasi produksi menjadi 350 ribu set per bulan, dan total kapasitas nasional dari enam produsen diproyeksikan mencapai 15 juta set pada akhir tahun 2025.

Dari sisi bahan baku, setiap set ompreng membutuhkan sekitar 0,7 kg stainless steel, menghasilkan produk jadi seberat 0,5 kg. Dengan target produksi 15 juta set, kebutuhan bahan baku mencapai sekitar 7.500 ton.

“Langkah substitusi impor ini juga merupakan upaya pemerintah dalam mendorong pertumbuhan industri dalam negeri, termasuk di dalamnya meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan mengurangi ketergantungan terhadap impor,” kata Dirjen ILMATE.

Baca juga: Presiden Prabowo respons dugaan penggelapan dana MBG

Baca juga: BGN kirim sampel ke labkesda, respons dugaan keracunan MBG di Cianjur

Baca juga: Prabowo dan Bobby dapat surat dari siswa SD dikirim lewat ompreng MBG

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |