Jakarta (ANTARA) - Kementerian Keuangan mendorong aparatur sipil negara (ASN) aktif berinvestasi melalui instrumen Surat Berharga Negara ritel, salah satunya Savings Bond Ritel (SBR) seri 014 yang dinilai aman dan fleksibel.
Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Deni Ridwan menyebut pentingnya menjaga keseimbangan antara gaya hidup aktif dan kesadaran mengelola keuangan sejak dini demi masa pensiun yang layak.
"Namanya ASN, itu sekarang masih punya banyak tunjangan jabatan, lumayan, begitu pensiun langsung drop, katanya kalau Indonesia itu turun sekitar 20 persen dari penghasilan ketika masih aktif," kata Deni dalam SBRun Road To ASN Run 2025 di Jakarta, Minggu.
Menurut Deni, ASN memiliki berbagai tunjangan saat aktif, namun penghasilan akan menurun drastis saat pensiun, sehingga perlu perencanaan investasi yang konsisten demi menjaga kualitas hidup ke depan.
Baca juga: SBN untuk investasi? Yuk, kenali macam-macam SBN
Ia menekankan investasi bukan soal jumlah besar, tetapi tentang kebiasaan menyisihkan secara rutin agar keuangan pribadi tetap sehat dan tidak bergantung sepenuhnya pada pensiun.
Deni mencontohkan, investasi rutin Rp1 juta per bulan pada SBR selama lima tahun bisa menghasilkan dana hampir Rp350 juta, dan dalam sepuluh tahun ditaksir mencapai Rp820 juta.
Ia mengibaratkan investasi seperti berlari: bukan soal cepat atau kuat, tapi tentang konsistensi dan disiplin mencapai tujuan jangka panjang demi stabilitas finansial pribadi ASN.

Di tempat yang sama, Plt Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu Novi Puspita Wardani mengatakan SBR cocok untuk ASN karena memiliki risiko rendah, mudah dibeli secara daring, dan dapat dimulai hanya dengan Rp1 juta.
Ia menjelaskan SBR014 hadir dalam dua tenor, yakni dua tahun (SBR014T2) dan empat tahun (SBR014T4).
Instrumen ini juga dilengkapi fitur early redemption, memungkinkan pemilik mencairkan hingga 50 persen sebelum jatuh tempo jika dibutuhkan, tanpa mengorbankan seluruh investasi.
Baca juga: Wamen Stella tekankan pentingnya penelitian pada pembukaan SBRMUN 2025
Menurut Novi, kemudahan itu memungkinkan ASN membentuk kebiasaan investasi secara konsisten, meski dengan nominal kecil, karena dampak jangka panjangnya sangat signifikan melalui efek majemuk.
Ia menambahkan SBR memberikan kontribusi ganda bagi ASN, yaitu sebagai instrumen investasi pribadi sekaligus mendukung pembiayaan program pembangunan pemerintah lewat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Ia mencontohkan pembangunan Stasiun Tanah Abang dan yang dibiayai melalui partisipasi masyarakat membeli Surat Berharga Negara, termasuk SBR yang kini ditawarkan pemerintah.
Novi juga menekankan pentingnya membentuk kebiasaan investasi secara bertahap, karena hasilnya akan terasa melalui efek majemuk dalam jangka waktu menengah hingga panjang.
“Kalau sudah terbiasa rutin investasi, saat pensiun nanti kita bisa menikmati hasilnya dengan tenang,” ujar Novi.
SBRun diselenggarakan atas kolaborasi strategis mitra distribusi Savings Bond Ritel (SBR) Ritel seri SBR014T2 dan SBR014T4 yang didukung Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kemenkeu; Perhimpunan Pedagang Surat Utang (Himdasun); dan komunitas lari Aparatur Sipil Negara (ASN) Runners.
Ajang itu diikuti lebih dari 500 peserta yang terdiri dari para ASN lintas Kementerian atau Lembaga Negara, perwakilan Mitra Distribusi, dan perwakilan Himpunan Pedagang Surat Utang (Himdasun).
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.