Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan mengingatkan publik menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) serta makan Albendazol, yakni Obat Pencegahan Massal (POPM) cacingan yang disediakan di puskesmas, guna mencegah penyakit cacingan, menyusul meninggalnya seorang balita Sukabumi akibat penyakit itu.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes Aji Muhawarman di Jakarta Rabu mengatakan, selain kedua hal tersebut, Puskesmas Kabandungan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Jawa Barat telah mengupayakan sejumlah hal, seperti Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk anak dengan gizi kurang.
Baca juga: BPJS Kesehatan respons meninggalnya balita di Sukabumi akibat cacingan
Kemudian penyelidikan epidemiologi untuk menggali riwayat dan faktor risiko pada penderita, dan upaya pencegahan agar tidak terjadi infeksi lagi.
Aji menyebutkan, dalam kasus yang menimpa balita di Sukabumi, jenis cacing yang menyebabkan penyakitnya adalah cacing gelang, karena jenis cacing ini ukurannya paling besar, sehingga bisa dilihat dengan mata biasa dan mudah dikenali dengan ukuran berkisar antara 10-35 cm.
"Bila telur infektif tertelan, telur akan menetas menjadi larva di usus halus kemudian menembus dinding usus halus menuju pembuluh darah atau saluran limfe, lalu terbawa aliran darah ke jantung dan paru hingga bisa menyebabkan terjadinya Pneumonia, dengan gejala batuk, pilek, tidak sembuh dalam waktu lama, bisa keluar cacing dari hidung dan sesak nafas," katanya.
Baca juga: Eks Direktur WHO ungkap pelajaran kasus anak tubuhnya dipenuhi cacing
Dia menjelaskan, ada tiga jenis cacing yang umumnya menginfeksi anak-anak, khususnya usia prasekolah, yaitu cacing gelang (Ascaris Lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma Duodenale), dan cacing cambuk (Trichiuris Trichiura).
Infeksi dari cacing yang ditularkan melalui tanah (Soil Transmitted Helminths/STH) yaitu cacing yang dalam siklus hidupnya memerlukan tanah untuk berkembang biak.
"STH yang banyak di Indonesia adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura), dan cacing tambang (Ancylostoma duodenale, Necator americanus)," katanya.
Cacingan, katanya, menyebabkan gangguan pada intake makanan, pencernaan, penyerapan serta metabolismenya. Secara kumulatif, infeksi cacing atau cacingan dapat menimbulkan kerugian gizi berupa kekurangan kalori dan protein serta kehilangan darah sehingga berdampak pada perkembangan fisik, kecerdasan, dan ketahanan tubuh.
Baca juga: 5 Jenis cacing yang bisa masuk ke tubuh dan picu infeksi serius
Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan perorangan, seperti dengan BAB di tempatnya, mencuci bersih makanan, memasak makanan, mencuci tangan, memotong kuku, serta menjaga kebersihan lingkungan dengan membuat jamban, dan memastikan sumber air bersih.
"Untuk penanganan penderita cacingan dapat segera berobat ke puskesmas, obatnya gratis disediakan pemerintah, yaitu Albendazol," katanya.
Selain itu, pemerintah juga membagikan obat cacing gratis, yang diberikan dua kali dalam satu tahun pada anak usia 1 – 12 tahun, bersamaan dengan pembagian vitamin di posyandu, atau bersamaan dengan kegiatan UKS di sekolah.
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.