Kupang (ANTARA) - Kementerian Kesehatan membangun tiga rumah sakit di Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk memaksimalkannpelayanan kesehatan (yankes) masyarakat di Provinsi berbasis kepulauan itu.
“Iya, benar kan kita sudah dapat dua ya, satu lagi masih dalam proses,” kata Gubernur Nusa Tenggara Timur Melki Laka Lena di Kupang, Rabu.
Hal ini disampaikannya usai menghadiri acara rakor pemerintah pusat bersama pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota se-NTT untuk membahas percepatan Program Strategis Nasional (PSN) di provinsi tersebut.
Melki mengatakan, dua RS yang sudah dibangun tersebut yang pertama di Sumba Barat Daya serta satu lagi di Kabupaten Manggarai Timur.
Baca juga: Menkes minta anggaran kesehatan dipakai kegiatan promotif & prefentif
“Untuk yang satu lagi saya cek di Pak Menkes nanti, kemungkinan di tahun depan, ujar Melki.
Namun yang pasti ujar Melki, dua RS yang sudah dibangun dalam rangka peningkatan kapasitas baik dari tipe D ke tipe C. Peningkatan tersebut disertai dengan pembangunan fisik.
Kemudian juga akan ditambah alat kesehatan dan juga sumber daya manusia (SDM)-nya, baik itu perawat maupun dokter.
Baca juga: Presiden perintahkan perbanyak dokter gigi saat terima laporan CKG
Namun, ujar dia, untuk dokter tidak hanya disiapkan oleh Pemprov NTT tetapi akan dibantu oleh Kementerian Kesehatan. Karena sesuai pemaparan Menteri Budi Gunadi Sadikin akan menyiapkan beasiswa bagi para dokter.
“Biar nanti putra daerah NTT sendiri. Biaya untuk sekolah dibiayai oleh Kemenkes, sehingga bisa kembali ke NTT lagi,” ujar dia.
Sebelumnya dalam rakor tersebut, Menkes dalam pemaparannya menyampaikan pemerintah pusat membangun tiga RS di NTT untuk membantu kesehatan masyarakat NTT.
Karena itu, Pemprov NTT diminta untuk melakukan persiapan, salah satunya menyediakan dokternya agar siap saat RS-nya sudah rampung.
Baca juga: Menkes: Tunjangan khusus dokter spesialis di daerah 3T ide Presiden
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.