Kemenekraf wujudkan inklusivitas dengan fasilitasi lagu "Wong Sepele"

5 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Ekonomi Kreatif (Kementerian Ekraf) memfasilitasi produksi single dan video klip berjudul "Wong Sepele" sebagai wujud komitmen menghadirkan inklusivitas di industri kreatif.

"Kami ingin memastikan tidak ada talenta yang tertinggal, termasuk teman-teman difabel. Lewat karya ini, kami ingin membuktikan bahwa inklusivitas dalam ekonomi kreatif bukan hanya slogan, tapi aksi nyata," kata Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya di Jakarta, Selasa.

Lagu "Wong Sepele" merupakan hasil kolaborasi musisi Helarius Daru Indrajaya yang dikenal dengan nama Ndarboy Genk bersama penyanyi tunanetra asal Yogyakarta bernama Fauzi Haidi, dan komunitas Mabes Balker. Kemenekraf memfasilitasi kolaborasi itu melalui program unggulan Akselerasi Kreatif (AKTIF) Musik.

Baca juga: Kementerian Ekraf apresiasi film dokumenter angkat isu lingkungan

AKTIF Musik dirancang untuk mendorong lahirnya karya-karya orisinal dari komunitas kreatif daerah. Sebagai program yang menyasar wilayah prioritas pengembangan ekonomi kreatif nasional, Yogyakarta dipilih karena ekosistem seninya yang tumbuh secara organik dan kolaboratif.

"Melalui karya ini, Kementerian Ekraf juga memperkuat komitmen untuk membuka akses yang setara bagi penyandang disabilitas dalam ekosistem kreatif nasional," ujar Menekraf Riefky.

Melalui peluncuran lagu dan video klip tersebut, Kemenekraf mendorong semakin banyak intellectual property (IP) atau hak kekayaan intelektual (HAKI) lokal yang inklusif untuk menembus pasar digital dan membuka jalan bagi ekonomi kreatif yang lebih adil, terbuka, dan berkelanjutan.

Hal itu dinilai sejalan dengan visi menjadikan ekonomi kreatif sebagai the new engine of growth, mesin baru pertumbuhan, Indonesia yang dimulai dari daerah dengan membuka ruang selebar-lebarnya bagi kolaborasi lintas komunitas dan keberagaman talenta.

Deputi Bidang Kreativitas Media Kemenekraf Agustini Rahayu menyampaikan bahwa program AKTIF Musik hadir sebagai bentuk pendampingan kreatif dan fasilitasi produksi karya musik di daerah.

“Program ini mempercepat dampak ekonomi dari karya lokal. Kami tidak hanya hadir di balik layar, tapi turut mendorong distribusi dan eksposurnya agar ekosistem musik lokal tumbuh secara berkelanjutan,” kata Ayu.

Sementara itu, Direktur Musik Kementerian Ekraf Mohammad Amin menegaskan bahwa pemilihan lokasi dan talenta dalam proyek itu mencerminkan semangat keberagaman dalam ekonomi kreatif.

“Fauzi Haidi adalah bukti bahwa keterbatasan tidak membatasi kualitas. Lagu ‘Wong Sepele’ dipilih karena kekuatan naratifnya yang kuat dan dekat dengan realitas sosial kita,” kata Amin.

Baca juga: Kemenekraf sebut potensi Danais DIY lahirkan IP lokal berkualitas

Baca juga: Pahit-manis perjalanan "manggung" Ndarboy Genk dan Gilga Sahid

Baca juga: LMKN tegaskan pembayaran royalti tanggung jawab promotor acara bukan artis

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |