Kemendikdasmen turunkan tim untuk telaah kematian siswa SMA di Garut

5 hours ago 2

Garut (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menurunkan tim untuk menelaah kejadian tentang kematian seorang siswa SMA Negeri di Kabupaten Garut, Jawa Barat agar bisa diketahui persoalan seutuhnya.

"Kami juga membawa tim dari Inspektorat Jenderal dari Kementerian Pendidikan untuk bisa menelaah persoalan ini lebih utuh," kata Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq kepada wartawan di Garut, Rabu.

Ia menuturkan Kemendikdasmen sudah mendapatkan informasi adanya seorang siswa yang mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di rumahnya di Kabupaten Garut.

Fajar menyampaikan sebagai perwakilan dari Kemendikdasmen sudah melakukan takziah menemui orang tua dari siswa tersebut untuk menyampaikan belasungkawa.

"Kami juga memberikan dukungan moril agar sabar dan tabah menghadapi musibah ini, dan kami menghargai dan mengapresiasi pihak keluarga telah menyikapi permasalahan ini dengan kepala dingin," katanya.

Baca juga: Wamendikdasmen motivasi siswa baru di Garut

Ia mengatakan Kemendikdasmen saat ini tidak hanya mengkaji hasil investigasi terkait persoalan kasus tersebut, dan juga mengecek efektivitas Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK).

"Kami sedang menelaah kajian-kajian investigasi yang sedang berjalan, kami juga sudah melakukan kajian tersendiri mengevaluasi, kami juga kebetulan sedang mengevaluasi efektivitas TPPK," katanya.

Ia menambahkan persoalan siswa tersebut sebelumnya sudah mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah melalui Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Garut.

Pihak keluarga, kata dia, juga meminta semua pihak untuk tidak beropini tentang kematian siswa tersebut supaya tidak memperkeruh suasana dan menghormati suasana duka keluarga.

Fajar juga meminta pihak sekolah untuk mengedepankan prinsip pendidikan di sekolah yang nyaman, aman, tanpa adanya unsur kekerasan, perundungan, karena sekolah merupakan rumah kedua siswa.

"Kami juga meminta seluruh anggota pendidikan, dinas pendidikan, sekolah, kepala sekolah untuk mengikuti prinsip-prinsip bahwa sekolah itu tempat yang aman, tempat yang nyaman, tidak ada unsur kekerasan, tidak ada 'bully' di sekolah," katanya.

Sebelumnya, seorang siswa kelas X SMA Negeri di Garut mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di rumahnya, Senin (14/7). Kejadian itu kemudian ramai dan menjadi perbincangan di media sosial karena diduga korban perundungan di sekolah.

Kepolisian Resor Garut sudah melakukan olah tempat kejadian perkara dan tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan, dan lebih mengarah dugaan bunuh diri dengan cara gantung diri.***3***

Baca juga: Wamendikdasmen: Tidak boleh ada diskriminasi sekolah negeri dan swasta

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |