Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengimbau masyarakat, khususnya para guru agar mewaspadai sejumlah laman palsu berujung phising terkait bantuan insentif guru non-ASN sebesar Rp2,1 juta.
Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikdasmen Yudhistira Nugraha meminta masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan pesan, email atau link mencurigakan yang mengatasnamakan pihak tertentu dari Kemendikdasmen.
“Waspada phising, jangan mudah percaya dengan pesan, email, atau link mencurigakan yang mengatasnamakan pihak tertentu. Phising adalah upaya penipuan untuk mencuri data pribadi seperti password, OTP, atau informasi keuangan,” kata Yudhistira di Jakarta pada Senin.
Lebih lanjut, pihaknya pun memberikan tips agar terhindar link penipuan phishing, yakni selalu mengecek alamat email/nomor pengirim, jangan klik link mencurigakan, mengaktifkan verifikasi dua langkah, serta menyimpan data pribadi hanya di aplikasi resmi.
“Ingat, data pribadimu adalah kunci utama keamanan mu. Jaga baik-baik, jangan sampai jatuh ke tangan yang salah,” tegasnya.
Yudhistira juga menyebutkan beberapa laman yang melakukan phising, diantaranya daftar.form-gtkdikdasmen.com, layanan.form-gtkdikdasmen.com, intensif.gtk-dikdasmen.com, intensif.gtkdikdasmen.com.
“Domain ini berusaha mencuri data pribadi Anda. Mohon berhati-hati dan pastikan hanya mengisi informasi pada laman resmi kementerian,” ujarnya.
Sebagai informasi, insentif untuk guru non-ASN merupakan salah satu kado yang diberikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada HUT ke-80 RI untuk peningkatan kesejahteraan guru honorer.
Insentif ini diberikan sebesar Rp 300 ribu untuk 7 bulan atau sejumlah Rp 2,1 juta yang ditransfer langsung ke rekening masing-masing guru.
Adapun informasi mengenai bantuan insentif maupun bantuan subsidi upah (BSU) informasi resminya hanya dapat dilihat di Info GTK pada tautan https://info.gtk.dikdasmen.go.id/.
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.