Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengatakan bahwa kementeriannya dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) sudah membahas aturan kompetisi olahraga di sekolah.
"Kami sudah ada pembicaraan awal dengan Pak Erick (Menpora Erick Thohir-red) agar nanti kami bisa mungkin menyelenggarakan satu saja. Beberapa hal yang berkaitan dengan kejuaraan-kejuaraan yang selama ini penyelenggaranya semacam ada dualisme antara Kemenpora dengan Kemendikdasmen," kata Abdul Mu'ti seusai mengisi panel Indonesia Sports Summit 2025 di Indonesia Arena, Jakarta, Minggu.
Dia melanjutkan, aturan itu nantinya akan mengatur mengenai regulasi kompetisi olahraga di sekolah sehingga tidak menimbulkan dualisme turnamen yang biasanya dilakukan oleh sejumlah kementerian terkait dalam penyelenggaraan.
Baca juga: Faturahhman: Dua nominasi PSSI Awards motivasi perbaikan performa
Baca juga: Pemerintah dorong sekolah kerja sama dengan mitra olahraga
Lewat aturan yang dibentuk antarkementerian ini, Abdul Mu'ti mengatakan bahwa nantinya turnamen olahraga sekolah akan lebih tertata dan tidak mengganggu kalender belajar siswa.
"Karena selama ini, kan, banyak event olahraga itu diselenggarakan pada masa sekolah aktif. Padahal mungkin pengalaman di beberapa negara justru diselenggarakan pada masa libur sekolah. Sehingga mereka bisa banyak kegiatan yang diselenggarakan di mengisi hari libur itu dengan olahraga," ujar Abdul Mu'ti.
Selain itu, Kemendikdasmen ke depannya juga akan mendorong sekolah untuk kerjasama dengan mitra olahraga profesional.
Menurut Abdul Mu'ti dengan adanya kemitraan antara sekolah dengan pelaku olahraga profesional maka akan terbentuk sistem pengajaran dan pendidikan yang terfokus dalam pembinaan untuk bisa menghasilkan atlet profesional.
Baca juga: Wamendagri siap optimalkan aset daerah untuk dorong olahraga prestasi
Baca juga: Olympian Desak Made ajak kaum muda tekuni panjat tebing di ISS 2025
Pewarta: Fajar Satriyo
Editor: Michael Teguh Adiputra Siahaan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































