Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) mengumumkan para pemenang ajang kompetisi inovasi digital budaya "Budaya Go!" yang berasal dari kategori pelajar/mahasiswa dan profesional di Jakarta, Minggu (7/12).
"Budaya Go!" merupakan platform kompetisi yang mendorong ruang inovasi dan kolaborasi, dengan menghubungkan kekayaan budaya Indonesia dengan ekosistem digital.
Kompetisi ini mendorong lahirnya inovasi digital sebagai ruang bagi pelaku budaya untuk menghadirkan nilai-nilai budaya dengan cara yang lebih modern, interaktif serta mudah diakses masyarakat luas. Adapun cakupan teknologi digital yang ikut serta dalam kompetisi ini antara lain aplikasi mobile, gim augmented reality/virtual reality, web app, dan kecerdasan buatan (AI).
Baca juga: Telkom: Inovasi AI jadi kebutuhan strategis bagi laju ekonomi digital
Wakil Menteri Kebudayaan (Wamenbud) Giring Ganesha Djumaryo mengatakan kehadiran teknologi tidak boleh diabaikan dalam pelestarian budaya.
Justru teknologi harus dimanfaatkan dan dikembangkan agar tidak hanya memastikan keberlanjutan pelestarian budaya, tapi juga membuka peluang ekonomi dan lapangan pekerjaan baru.
"Kita harus menggunakan teknologi untuk mengembangkan dan memanfaatkan kebudayaan agar ujungnya tidak hanya menjadi bagian dari pelestarian, tetapi juga menghasilkan lapangan pekerjaan baru karena kita tahu bahwa ada ekonomi di kebudayaan," kata Giring di Jakarta, Minggu.
Kementerian Kebudayaan mengumumkan pemenang ajang kompetisi inovasi digital budaya "Budaya Go!" kategori pelajar/mahasiswa di Jakarta Pusat, Minggu (7/11/2025). (ANTARA/Farhan Arda Nugraha)Ajang "Budaya Go!" diikuti oleh 627 tim yang melewati proses kurasi bertingkat serta tahap pendalaman dan mentoring bersama 12 ahli di bidang konten budaya dan teknologi digital.
Tahap akhir seleksi menyisakan 20 tim yang terdiri dari 10 tim dari kategori pelajar/mahasiswa dan 10 tim dari kategori profesional untuk kemudian dipilih tiga pemenang dari masing-masing kategori.
Pada kategori pelajar/mahasiswa pemenangnya adalah platform pembelajaran tari tradisional interaktif TRIA (juara pertama), platform audio AR untuk tunatera Swara (juara dua), dan gim Echoes of Nusantara (juara tiga).
Sedangkan dari juara dari kategori profesional yakni pusat data imersif warisan budaya Nusaheritage.id (juara pertama), aplikasi mobile pelarasan gamelan Jawa AIN E-MBAT (juara dua), dan aplikasi edukasi dan gamifikasi pantun Pantunesia Dev (juara ketiga).
Kemenbud juga memberikan apresiasi khusus kepada tim Bintang Kala dari Aceh yang mengembangkan aplikasi Smart Keuneunong yang memadukan kalender tradisional Aceh dengan data cuaca modern sebagai panduan untuk bertani dan melaut.
Apresiasi tersebut diberikan atas usaha Bintang Kala untuk mengembangkan aplikasi mereka di tengah musibah banjir yang tengah melanda wilayah Aceh. Sebagai apresiasi, Kemenbud akan langsung membantu pengembangan aplikasi Smart Keuneunong.
Giring mengatakan Kemenbud berkomitmen untuk memfasilitasi dan menghubungkan para peserta dengan lembaga atau industri agar aplikasi mereka bisa dimanfaatkan secara luas dan membuka peluang ekonomi.
"Kementerian Kebudayaan berkomitmen untuk mengawal para juara ini untuk bisa bertemu dengan orang-orang yang tepat, bertemu dengan klien yang tepat, dan kami beri arahan nanti agar mereka bisa lebih fokus lagi produknya, dan lebih bermanfaat lagi," ujar dia.
Baca juga: Pemerintah hadirkan "Budaya Go" kolaborasikan budaya dan teknologi
Baca juga: Menekraf dukung ekspansi kuliner Indonesia go global sebagai diplomasi
Baca juga: Bappenas komitmen padukan warisan nilai historis dan inovasi digital
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































