Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) memperkuat koordinasi penanganan bencana di Sumatra Utara (Sumut) melalui dukungan berbasis perguruan tinggi.
Dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin, Kemdiktisaintek mencatat sebanyak 14 perguruan tinggi terdampak, dengan total 2.743 civitas akademika yang mengalami dampak langsung. Sebagian besar kegiatan belajar mengajar harus terhenti akibat akses yang terputus, kondisi lokasi, dan pengungsian mahasiswa serta dosen.
Sebagai respons cepat, Kemdiktisaintek berkoordinasi dengan perguruan tinggi dan pemerintah daerah setempat untuk pemetaan dampak, distribusi bantuan darurat, serta persiapan revitalisasi.
Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan melalui tim psikososial memberikan Psychological First Aid (PFA) terutama kepada anak-anak, bertujuan menurunkan stres awal dan meningkatkan daya coping.
Baca juga: Tiga kampus di Aceh buka dapur umum, sediakan 500 porsi makanan/hari
Universitas Aufa Royhan membuka posko kampus dan mengirim relawan ke wilayah terdampak, sedangkan Universitas Jambi meninjau banjir di Tapanuli Selatan, menyalurkan logistik, membuka posko, serta menyediakan layanan konseling pascabencana bagi masyarakat.
Sementara itu, Universitas Sumatera Utara (USU) membuka posko USU Peduli untuk membantu menyalurkan bantuan logistik, tim medis, dan uang kepedulian, yang hingga 4 Desember telah disalurkan ke Binjai, Langkat, Sibolga, dan Tapanuli Tengah. Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Medan juga membuka posko dan menyalurkan bantuan melalui donasi.
Dukungan juga mengalir dari perguruan tinggi lain. Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Medan Area bergabung dengan SAR membantu evakuasi longsor di Sibolga dan tim relawan menuju Tapanuli Tengah. Jaringan relawan Forum Komunikasi Padjajdaran Rescue dari Universitas Padjajaran turut mengirim tim ke Sumut, Sumatra Barat dan Aceh.
Di wilayah Langkat, Politeknik Negeri Medan, Universitas Islam Sumatera Utara, dan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara mengirim bantuan medis dan logistik.
Baca juga: Kemdiktisaintek-Polmed penanganan bencana Sumut, susu bayi diperlukan
Kemdiktisaintek juga memperkuat dukungan kampus melalui koordinasi posko untuk distribusi pangan, layanan kesehatan darurat, tenaga medis, relawan, serta teknisi komunikasi dan sanitasi lingkungan.
Selain logistik dasar seperti makanan, air bersih, selimut, dan obat-obatan, bantuan juga disalurkan melalui pengiriman enam tenaga kesehatan dan dua dokter Tentara Nasional Indonesia (TNI) melalui Pangkalan Angkatan Udara (AU) Soewondo Medan.
Bantuan disebutkan melalui tiga skema yang dapat diakses perguruan tinggi, yakni pengajuan proposal kebutuhan darurat dari civitas akademika, bantuan langsung dari Kemdiktisaintek, dan penyaluran bantuan bagi mahasiswa, dosen, maupun tenaga kependidikan yang terdampak.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menegaskan kehadiran akademisi, peneliti, dan mahasiswa di lapangan menjadi wujud nyata bahwa ilmu, teknologi, dan inovasi harus bekerja untuk masyarakat, khususnya dalam situasi darurat seperti yang terjadi di Sumatera.
Maka dari itu, pihaknya menyiapkan sebanyak 28 posko bencana perguruan tinggi dan 11 perguruan tinggi pendukung dalam Program Pengabdian kepada Masyarakat Tanggap Darurat Bencana.
"Kami memastikan seluruh sumber daya perguruan tinggi bergerak cepat, terkoordinasi, dan tepat sasaran," ucap Brian Yuliarto.
Baca juga: Stella tegaskan kolaborasi kampus jadi kunci tangani bencana Sumatera
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































