Tapanuli Tengah (ANTARA) - Buah kakao dan sawah tanaman padi yang sudah siap panen di Huta Nabolon, Kecamatan Tukka, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara rusak dihantam banjir disertai tanah longsor.
"Sekarang itu pak puncaknya musim panen semua kebun buah-buahan maupun sawah padi tapi apa mau dibilang rusak semua karena bencana ini," kata Asidin Sitompul (62), salah satu petani asal Lingkungan IV, Huta Nabolon saat ditemui di pengungsian, Minggu.
Dia mengaku sangat kebingungan saat ini harus melakukan apa. Setelah rumah sederhana miliknya sudah rata dengan tanah dihantam banjir, hasil kebunnya juga tidak bisa dipanen karena jalan untuk menuju ke kebunnya hancur sama sekali tidak bisa dilintasi, bahkan dengan cara jalan kaki.
Menurut dia, buah dari ratusan pohon kakao dan durian yang ditanamnya di lahan seluas empat hektare itu sudah dalam kondisi matang tapi terpaksa dibiarkan membusuk.
Baca juga: Banjir susulan hentikan distribusi logistik - operasi SAR Huta Nabolon
"Selain itu kalau saya usahakan mengangkutnya melintasi bukit, sekitar tiga jam perjalanan juga percuma, harganya hancur rugi tidak sebanding dengan perjuangan mengangkutnya," ungkapnya.
Hal serupa juga dialami oleh Keisia. Pria 52 tahun itu ladang sawahnya di Lingkungan I Huta Nabolon, rusak parah karena tertimbun material yang dibawa oleh banjir.
"Mau apa lagi, rumah hancur sawah rusak kami ini. Ya sekarang simpanan beras yang ada itu digunakan untuk dikonsumsi sendiri bersama para pengungsi lain," cetusnya.
Kelurahan Huta Nabolon merupakan salah satu kawasan yang paling terdampak bencana banjir disertai tanah longsor di Kecamatan Tukka, Tapanuli Tengah baik jumlah korban jiwa maupun kerusakan permukiman dan infrastruktur sejak 25 November.
Kawasan itu pula yang menjadi lokasi dimana banjir membawa serta balok-balok kayu besar dua pekan lalu, dan terekam videonya hingga viral diberbagai kanal media sosial.
Baca juga: Korban meninggal dunia bencana alam di Sumut bertambah jadi 330 orang
Kerusakan terparah berada di Huta Nabolon terletak di Lingkungan IV, Lingkungan V hingga tiga desa sekitarnya yang mengarah ke bukit Sigiring-giring.
Material yang dibawa banjir itu telah menghancurkan rumah bagi sedikitnya 150-200 kepala keluarga di kawasan Lingkungan IV dan jalan utama yang menghubungkan Huta Nabolon - Tukka terputus sehingga menjadi daerah yang sulit dijangkau bala bantuan hingga hari ke-13 masa tanggap darurat bencana ini.
Bahkan menurut pengakuan warga masih banyak orang tertimbun dan sampai saat ini belum dijangkau oleh tim SAR gabungan.
Baca juga: TNI gunakan heli kirim logistik ke desa terisolasi di Tapanuli Utara
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































