Surabaya (ANTARA) - Pelatih tim nasional bola voli U-21 putri Jepang Hiroyuki Yamaguchi menyebut timnya tidak mempunyai spesialisasi posisi untuk setiap pemain.
"Kami tidak mempunyai spesialisasi di setiap posisi. Jadi kami berusaha untuk melakukan yang terbaik (dengan merotasi)," kata Hiroyuki Yamaguchi di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu.
Oleh sebab itu, Hiroyuki melanjutkan, timnya yang bisa bermain fleksibel dalam menyerang maupun bertahan, serta mampu melakukan rotasi cepat.
Para pemain Jepang bisa mengisi posisi kosong antarpemain dan berusaha sebaik mungkin untuk tidak memberikan celah kepada lawan.
Baca juga: Jepang tantang Italia di final Kejuaraan Bola Voli Dunia U-21
Baca juga: Italia kembali tembus final Kejuaraan Dunia U-21
Penampilan yang cair dan apik itu membuat Jepang mampu melaju ke final Kejuaraan Bola Voli Dunia U-21 Putri 2025 yang akan digelar pada Minggu (17/8) di Surabaya.
Jepang ke partai puncak setelah mengatasi perlawanan Bulgaria tiga set langsung 25-17, 25-18, dan 25-13 di semifinal, Sabtu.
Kemenangan tersebut sekaligus menunjukkan kedigdayaan Jepang yang mayoritas tak mempunyai pemain dengan postur tubuh tinggi tetapi bisa bermain lepas dan memanfaatkan kemampuan transisi serta kecepatan.
Yamaguchi menyebut bahwa timnya memang bermain solid dan tampil mendominasi kala bersua Bulgaria.
Di final, Jepang akan bersua Italia pada pertandingan yang berlangsung di Jawa Pos Arena, Surabaya, Jawa Timur, Minggu.
Menghadapi Italia, Yamaguchi menyebut timnya akan mempersiapkan skema pertahanan yang solid untuk bisa membendung serangan dari Merit Adigwe dan kawan-kawan.
"Jadi kami akan berusaha untuk memainkan pertahanan terbaik, Jepang sangat bagus dalam bertahan. Jadi kami akan berusaha untuk bisa menampilkan permainan bertahan yang terbaik," kata Yamaguchi.
Baca juga: Alida Bennour catat rekor di Kejuaraan Bola Voli Dunia U-21 2025
Baca juga: Rekap perempat final Kejuaraan Dunia U-21: Brasil tak terbendung
Pewarta: Fajar Satriyo
Editor: Michael Teguh Adiputra Siahaan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
